Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Koreksi harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) berlanjut untuk hari yang ketiga, dan menyeretnya ke level terendah tiga pekan. Pelemahan ini dipicu kekhawatiran melambatnya pemulihan ekonomi global yang diperkirakan bakal mengurangi permintaan komoditas.
Kontrak CPO untuk pengiriman Agustus di Malaysia Derivatives Exchange tumbang 1,2% ke level RM 3.313 atau setara US$ 1.100 per metrik ton, dan mengakhiri sesi perdagangan pagi di RM 3.327 per metrik ton di Kuala Lumpur.
Kemarin, Ketua Federal Reserves Ben S. Bernanke mengatakan bank sentral harus mempertahankan stimulus keuangan untuk mengangkat ketidakmerataan dan lambatnya pemulihan ekonomi. Data terakhir menunjukkan pelemahan ekonomi, termasuk kenaikan tingkat pengangguran AS menjadi 9,1% pada Mei. Hal ini mendorong kemungkinan Fed akan menahan suku bunga acuan mendekati nol hingga tahun depan.
Analis CIMB Investment Bank Bhd. Ivy Ng menyebut, Bernanke tidak menyebut mengucurkan lebih banyak likuiditas yang bisa membantu mempertahankan sentimen bullish. "Beberapa daya tarik spekulatif di komoditi mungkin sudah sedikit berkurang setelah komentar dari Bernanke. Sebagian orang mengharapkan stimulus atau Quantitative Easing tahap tiga," ujarnya.
Sementara, harga kedelai pun melemah. Kontrak kedelai untuk pengiriman Juli turun 0,5% ke level US$ 13,8725 per bushel di Chicago hari ini. Sedangkan kontrak minyak kedelai untuk bulan yang sama turun 0,3% ke 57,77 sen per pon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News