kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.909   21,00   0,13%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Cek Rekomendasi Saham Pilihan Para Analis Usai Kocok Ulang Indeks FTSE dan MSCI


Senin, 26 Agustus 2024 / 05:15 WIB
Cek Rekomendasi Saham Pilihan Para Analis Usai Kocok Ulang Indeks FTSE dan MSCI
ILUSTRASI. para analis memberikan rekomendasi saham saat indeks FTSE dan MSCI dikocok ulang


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua indeks global Morgan Stanley Capital International (MSCI) dan Financial Times Stock Exchange (FTSE) kembali melakukan rebalancing indeks sahamnya. Terbaru, FTSE mengumumkan Global Equity Index Series Semi-Annual Review September 2024.

Kocok ulang dilakukan pada empat kategori, yakni Large Cap, Middle Cap, Small Cap dan Micro Cap. Ada dua saham yang kali ini masuk ke dalam kategori Large Cap, yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).

Sementara itu ada lima saham yang tergusur dari Large Cap, yaitu PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF),PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT United Tractors Tbk (UNTR). Saham CPIN, GOTO, KLBF dan UNTR turun ke kategori Middle Cap.

FTSE mengeluarkan BRIS, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dari kategori Middle Cap. Bergeser ke kategori Small Cap, FTSE menyertakan lima saham, yakni AALI, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) dan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO).

Di kategori Small Cap, FTSE menggusur PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) dan PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO). Perubahan paling banyak ada di kategori Micro Cap, dimana FTSE memasukkan sembilan saham dan mengeluarkan 17 saham.

Saham yang masuk ke dalam Mico Cap adalah ASRI, AGRO, PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII), PT Cardig Aero Services Tbk (CASS), PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE), PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN), PT Surya Pertiwi Tbk (SPTO), PT Temas Tbk (TMAS) dan PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL).

Baca Juga: The Fed Mulai Dovish, Begini Arah IHSG di Sisa Tahun 2024

Sedangkan saham yang keluar dari Micro Cap adalah PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk (MCOR), PT Budi Starch & Sweetener Tbk (BUDI) ,PT Bundamedik Tbk (BMHS), PT Delta Djakarta Tbk (DLTA).

Selanjutnya adalah PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT), PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD), PT Jaya Real Property Tbk (JRPT), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Mahkota Group Tbk (MGRO), PT Samator Indo Gas Tbk (AGII), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), PT FKS Food Sejahtera Tbk (AISA) dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON).

Rebalancing FTSE Global Equity Index dengan tinjauan kuartalan ini akan berlaku efektif pada Senin (23/9) atau setelah penutupan perdagangan Jum'at (20/9). Sebelumnya, MSCI telah mengumumkan rebalancing indeks pada 12 Agustus 2024.

Perubahan indeks MSCI ini akan berlaku setelah penutupan perdagangan Jum'at (30/8), atau efektif pada Senin (2/9). Dalam kocok ulang kali ini, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tergusur dari MSCI Global Standard Indeks.

ANTM merosot ke MSCI Small Cap Indeks. Bersamaan dengan itu, ada empat saham lain yang masuk ke dalam kategori ini, yakni  CMRY, PT MD Entertainment Tbk (FILM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

CEO Pinnacle Persada Investama Guntur Putra menilai rebalancing indeks global, terutama FTSE kategori Large Cap cukup sesuai dengan ekspektasi. Guntur mengamati saham-saham yang masuk ke dalam indeks global seperti FTSE dan MSCI pada umumnya memiliki prospek positif.

"Terutama karena mereka berpotensi menarik minat dari manajer investasi global yang akan menyesuaikan portofolionya dengan indeks baru," ungkap Guntur kepada Kontan.co.id, Minggu (25/8).

Dus, penambahan saham-saham baru ke dalam indeks global berpotensi mendongkrak arus dana dari investor asing (capital inflow). Dampak lebih lanjut bisa mendorong laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ketika saham-saham yang masuk punya bobot jumbo.

Baca Juga: Intip Proyeksi Pergerakan IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Awal Pekan Ini (26/8)

"Namun, capital inflow ini tidak hanya tergantung pada rebalancing. Tetapi juga dipengaruhi oleh faktor global makro dan kondisi perekonomian domestik. Outlook-nya dapat positif jika kondisi pasar stabil dan tidak ada risiko signifikan yang membayangi," tutur Guntur.

Adapun, capital inflow sedang deras mengalir sejalan dengan tren menanjak IHSG. Sepanjang pekan lalu, terjadi akumulasi aksi beli bersih (net buy) dengan total nilai Rp 8,25 triliun. Secara year to date, total net buy asing sudah mencapai Rp 12,63 triliun hingga Jum'at (23/8).

Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada turut melihat ada persepsi bahwa aliran dana asing akan mengalir ke dalam transaksi saham-saham yang masuk indeks global tersebut. Persepsi ini akan ikut mendorong aksi beli, yang kemudian menggerakkan harga saham.

"Saham-saham yang masuk dalam kriteria mereka (indeks global) nantinya dapat menjadi benchmark bagi para pengelola dana maupun para pengambil keputusan investasi," kata Reza.

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi memprediksi rebalancing indeks global bisa berdampak cukup signifikan bagi pasar. Kocok ulang ini bakal memberikan dorongan bagi konstituen baru dengan peningkatan likuiditas untuk menopang performa sahamnya.

Capital inflow berpeluang terus mengalir pada semester II-2024 ini, di tengah katalis positif dari potensi pelonggaran kebijakan moneter dan kondisi makro ekonomi yang relatif stabil. IHSG pun terbuka untuk melaju, apalagi dengan masuknya saham berbobot besar seperti BREN ke dalam FTSE.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana sepakat rebalancing MSCI dan FTSE dapat digunakan sebagai acuan bagi para manajer investasi. Hanya saja, dia mengingatkan ada kemungkinan sejumlah saham yang masuk ke dalam indeks global tidak bergerak naik secara signifikan.

 

Kondisi itu bisa terjadi karena pelaku pasar telah mengantisipasi terlebih dulu sebelum adanya pengumuman rebalancing indeks. "Tidak menutup kemungkinan pergerakan kenaikan harganya terjadi terlebih dahulu," kata Herditya.

D antara saham yang terangkut oleh rebalancing FTSE dan MSCI, Herditya menyarankan strategi trading buy untuk BREN (target harga Rp 9.800 - Rp 10.050) dan CMRY (target: Rp 5.500 - Rp 5.650), serta buy on weakness pada saham BRIS (target: Rp 2.800 - Rp 2.870) dan KLBF (target: Rp 1.800 - Rp 1.825).

Sedangkan Audi menyematkan rekomendasi trading buy BREN, WIKA dan ANTM dengan target harga masing-masing di Rp 11.000, Rp 416, Rp 1.660. Kemudian buy BRIS untuk target harga Rp 2.890 per saham.

Sementara Reza memilih untuk selektif membeli saham. Meski masuk ke dalam indeks global, perlu tetap cermati momentum teknikal dan sentimen yang mengiringi saham tersebut. "Jika dari sentimen belum mendukung untuk pembalikan arah naik, maka bisa skip sementara waktu sambil menunggu sinyal rebound," tandas Reza.

Reza menilai, saham BREN masih layak untuk trading, namun waspada posisi overbought yang rawan berbalik turun. Kemudian CMRY masih bertahan di area positif dengan dukungan kenaikan volume beli, sehingga masih menarik untuk buy atau hold

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×