kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.607.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.317   10,00   0,06%
  • IDX 7.233   -24,48   -0,34%
  • KOMPAS100 1.065   -7,05   -0,66%
  • LQ45 844   -2,59   -0,31%
  • ISSI 214   -1,99   -0,92%
  • IDX30 434   -1,19   -0,27%
  • IDXHIDIV20 518   -2,00   -0,38%
  • IDX80 122   -0,92   -0,75%
  • IDXV30 124   -0,31   -0,25%
  • IDXQ30 142   -0,53   -0,37%

Cek Rekomendasi Medikaloka Hermina (HEAL) Diuntungkan Skema COB dan Implementasi KRIS


Kamis, 23 Januari 2025 / 19:44 WIB
Cek Rekomendasi Medikaloka Hermina (HEAL) Diuntungkan Skema COB dan Implementasi KRIS
ILUSTRASI. Medikaloka Hermina (HEAL) akan mendapatkan keuntungan dari penerapan skema Coordination of Benefit baru dan standarisasi KRIS di tahun 2025.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) akan mendapatkan keuntungan dari penerapan skema Coordination of Benefit (COB) baru dan standarisasi KRIS di tahun 2025. Prospek emiten pengelola Rumah Sakit (RS) Hermina ini lebih baik karena melayani banyak pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Analis MNC Sekuritas Rudy Setiawan melihat, sektor kesehatan akan melalui revolusi besar di tahun 2025. Hal itu sejalan dengan rencana pemerintah meningkatkan layanan kesehatan dengan anggaran naik 6,1% year on year (YoY) menjadi Rp 197,8 triliun untuk 2025.

Rudy menyoroti, peningkatan layanan kesehatan termasuk memperjelas mekanisme COB atau koordinasi manfaat antara BPJS Kesehatan dan asuransi kesehatan swasta di bawah program JKN yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2025.

Pemerintah bertujuan untuk meningkatkan pembiayaan perawatan kesehatan melalui mekanisme COB, memungkinkan peserta untuk memanfaatkan asuransi swasta untuk menutupi biaya tambahan yang dikeluarkan di luar cakupan BPJS. Dengan begitu, maka mengurangi biaya pribadi dan menyederhanakan proses klaim pasien.

Baca Juga: Emiten Rumah Sakit Siap Ekspansi Pada 2025

Adapun skema COB ini menetapkan struktur pembagian biaya antara BPJS dan penyedia asuransi, yang memungkinkan rumah sakit untuk mengenakan biaya maksimum 200%, kemudian akan dibagi antara BPJS (75%) dan asuransi (125%). Sistem ini juga menetapkan standar penagihan untuk perlindungan keuangan pasien dan kualitas layanan kesehatan.

Rudy menilai, sistem COB antara BPJS dan asuransi swasta ini menawarkan beberapa manfaat seperti adanya potensi peningkatan jumlah pengguna asuransi swasta, integrasi sistem perawatan kesehatan publik dan swasta, dan pengendalian biaya klaim perawatan kesehatan yang lebih baik.

Selain itu, aturan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) akan berlaku sepenuhnya pada semester kedua 2025 di rumah sakit yang bekerja sama dengan JKN. Ini akan mendorong peningkatan tarif BPJS untuk memastikan BPJS Kesehatan tetap stabil secara finansial.

Menurut Rudy, rencana kenaikan tarif dan batasan kemitraan rumah sakit oleh perusahaan asuransi swasta merupakan kabar baik bagi PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) karena melayani banyak pasien JKN. Sedangkan, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dan PT Siloam Hospitals Tbk (SILO) mungkin menghadapi tantangan karena mereka lebih fokus pada pasien pribadi.

Baca Juga: Sejumlah Emiten Rumah Sakit Gencar Lakukan Aksi Korporasi, Simak Rekomendasi Analis

Pada kuartal ketiga 2024, perusahaan-perusahaan sektor kesehatan di bawah cakupan MNC Sekuritas memiliki proporsi pendapatan yang berasal dari peserta JKN sebagai berikut. HEAL dengan proporsi sebesar 73%, SILO sebesar 18%, sedangkan MIKA 16%.

Sejauh ini, RS Hermina (HEAL) juga relatif aktif dalam meningkatkan jumlah rumah sakit baru yang berlokasi di IKN, Madiun, Pasuruan dan PIK 2 selama 2024. HEAL juga terus menambah kapasitas tempat tidur RS mereka.

"Kami memiliki pandangan positif pada sektor rumah sakit khususnya terhadap HEAL, mengingat statusnya sebagai penerima manfaat utama dari skema COB dan implementasi KRIS," ujar Rudy dalam riset 18 November 2024 lalu.

Kabar terbaru, manajemen HEAL menyatakan bahwa ekspansi pembukaan rumah sakit baru akan berlanjut di 2025. HEAL akan membuka dua rumah sakit Hermina di Bali dan Salatiga dan juga berencana mengakuisisi satu rumah sakit baru di 2025.

Baca Juga: Prospek Medikaloka Hermina Cerah di 2025, Yulisar Khiat Makin Rajin Borong Saham HEAL

Equity Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis memandang bahwa ekspansi rumah sakit yang dilakukan HEAL bisa menjadi peluang untuk meningkatkan pendapatan. Sebab, ekspansi penambahan rumah sakit artinya meningkatkan juga jumlah pengunjung atau pasien yang belum terjangkau sebelumnya oleh HEAL.

Terkait implementasi KRIS dan skema COB diperkirakan akan menguntungkan emiten rumah sakit terutama yang melayani banyak pasien JKN seperti HEAL.

Menurut Azis, saat ini memang program pemerintah turut berfokus pada industri kesehatan seperti skema COB dan KRIS. "Dalam skema COB dan KRIS terdapat potensi kenaikan tarif  dan bisa berdampak positif bagi emiten rumah sakit yang berkaitan dengan JKN," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (23/1).

Analis Maybank Sekuritas Paulina Margareta turut memilih HEAL sebagai pilihan utama di sektor kesehatan Indonesia. Hal itu karena pertumbuhan volume pasien yang kuat didorong oleh partisipasi RS Hermina dalam program JKN.

"HEAL juga berpotensi mencatatkan peningkatan margin melalui skala ekonomi dan peningkatan perdagangan karena adanya standarisasi kelas pasien," ungkap Paulina dalam riset 20 Desember 2024.

Baca Juga: Saham Emiten Kesehatan Bakal Makin Bugar Pada 2025

Di samping itu, Maybank Sekuritas menyukai inisiatif aktif HEAL dalam memberikan dukungan berkelanjutan kepada masyarakat lokal melalui pendidikan, seminar, dan mempromosikan gaya hidup sehat. HEAL juga bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk terlibat dalam program pemerintah guna mencegah stunting dan tuberkulosis.

Perlu dicatat bahwa semua 47 rumah sakit HEAL di seluruh Indonesia telah lulus Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) dan memenuhi peraturan terkait yang dikeluarkan oleh otoritas nasional dan daerah. Atas kondisi tersebut, Paulina meyakini, HEAL dapat mencapai skor ESG yang lebih tinggi ke depannya.

Paulina merekomendasikan buy untuk HEAL dengan target harga sebesar Rp 1.850 per saham. Rudy menyarankan buy untuk HEAL dengan target harga sebesar Rp 1.720 per saham.

Sementara itu, Azis merekomendasikan trading buy untuk HEAL dengan target harga sebesar Rp 1.620 per saham–Rp 1.635 per saham.

Selanjutnya: PT WIKA Tirta Jaya Jatiluhur Raih 4 Penghargaan Bergengsi MURI

Menarik Dibaca: 6 Manfaat Telur Jika Dikonsumsi Setiap Hari, Apakah Aman?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×