Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) melihat peluang untuk ikut mengembangkan proyek di Ibu Kota Negara (IKN).
Direktur CTRA, Harun Hajadi mengatakan, proyek perseroan di IKN yang sudah berjalan adalah proyek pembangunan pemukiman untuk aparatur sipil negara (ASN).
“Pemukiman 10 menara ini dalam bentuk rusun dan dibangun dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU),” ujarnya kepada Kontan, Rabu (25/9).
Baca Juga: MNC Sekuritas Bagikan Proyeksi dan Rekomendasi Saham 25 September 2024, Simak Yuk
CTRA juga diminta untuk membangun 22 rumah tapak untuk Eselon 1 dengan skema yang sama.
Progres proyek tersebut sampai saat ini adalah melakukan presentasi company profile, memasukkan design dan feasibility study (FS), menggelar pembahasan FS dan ketentuan lainnya, hingga melakukan kurasi design dengan tim Ridwan Kamil selaku tim arsitektur.
Sebagai catatan, proses ini sudah baku dan ditentukan oleh Otoritas IKN (OIKN).
“Pertemuan dengan tim Ridwan Kamil sudah dilakukan sekali. Kami masih menunggu yang kedua,” ungkapnya.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham CTRA, BBNI, INDF dan GOTO untuk Perdagangan Hari Ini (25/9)
Setelah semua proses tersebut diterima nanti, maka CTRA akan dinominasi sebagai pemrakarsa. Setelah itu akan dilakukan penawaran tender. Proses tender harus dilaksanakan sebagai salah satu syarat Pemerintah dalam menggarap proyek.
“Setelah ditentukan sebagai pemenang, baru kami akan mempersiapkan groundbreaking dan konstruksi,” tuturnya.
Menurut Harun, lahan yang disiapkan OIKN untuk rusun seluas sekitar 8 hektare dan untuk rumah tapak sekitar 2 hektare.
“Diperkirakan total investasi keseluruhan untuk 10 tower, 22 rumah tapak, dan fasilitas2 nya adalah 3.5 - 3.8T (masih perkiraan)
Ciputra Group dikabarkan akan segera berpartisipasi mengembangkan proyek properti dengan investasi non-APBN di Wilayah Perencanaan (WP) 2 IKN. Namun, pihak CTRA belum banyak berkomentar terkait rencana tersebut.
Baca Juga: Optimis Mengejar Target, Ini Pendorong Kinerja Ciputra (CTRA) di Semester II
Research Analyst Phintraco Sekuritas Nurwachidah melihat, bergabungnya CTRA dengan proyek IKN akan menjadi katalis yang positif. Ini mengingat portofolio bisnis CTRA yang memang memiliki land bank yang terdiversifikasi secara geografis.
“Sehingga, dengan diversifikasi tersebut, CTRA dapat meminimalisasi risiko terkonsentrasi,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (24/9).
Sebagai contoh, per 31 Juni 2024, Greater Jakarta menjadi kontribusi pendapatan prapenjualan alias marketing sales terbesar 41%, lalu diikuti Sumatra 25%.
“Sementara, per 31 Maret 2024, Sumatra menyumbang 32% dari perolehan marketing sales, disusul Greater Jakarta 32% dan Greater Surabaya 19%,” tuturnya,” tuturnya.
Kinerja CTRA di kuartal III juga berpotensi tumbuh lebih baik. Ini mengingat pada September 2024 kembali diberlakukan insentif PPN DTP 100%.
Baca Juga: Ada Insentif PPN DTP 100%, Ciputra Development (CTRA) Fokus Habiskan Stok
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) mulai menurunkan suku bunga acuan (BI rate). Pemangkasan BI rate juga dapat meningkatkan minat konsumen dalam mengambil pembiayaan KPR.
“Dengan menggunakan metode relative valuation dan pendekatan price to earning ratio (PER), potensi fair value CTRA diperkirakan berada di level Rp 1.490 per saham,” ungkapnya.
Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda mengatakan, penggarapan proyek IKN berpotensi memberikan dampak positif ke penjualan dan pendapatan CTRA dalam jangka panjang.
Apalagi, jika CTRA betulan menggarap proyek di wilayah strategis di IKN.
“Namun, penggarapan proyek besar akan meningkatkan pembiayaan atau beban yang bisa membuat kinerja keuangan CTRA kurang baik,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (24/9).
Baca Juga: Tarif Sewa Mal Naik, Ciputra Development (CTRA) Optimistis Okupansi Tetap 90%
Kinerja CTRA di kuartal III bisa membaik dengan adanya sentimen PPN DTP 100%, pemangkasan suku bunga, dan pemulihan ekonomi.
“Sentimen negatif untuk CTRA adalah ketidakpastian global, penurunan permintaan properti, dan ketatnya persaingan. Sentimen ini masih akan berlanjut hingga kuartal IV,” tuturnya.
Vicky pun merekomendasikan hold untuk CTRA hingga ke level Rp 1.430 – Rp 1.440 per saham. Investor juga bisa wait and see dulu ke area support di level Rp 1.325 – Rp 1.315 per saham, dengan target harga Rp 1.385 – Rp 1.395 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News