kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Cek Kinerja Emiten Grup Usaha dengan Transaksi Jumbo di BEI dan Rekomendasi Analis


Jumat, 30 Agustus 2024 / 21:07 WIB
Cek Kinerja Emiten Grup Usaha dengan Transaksi Jumbo di BEI dan Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Karyawan berjalan dekat papan digital perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (27/8/2024). Sejumlah grup usaha yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan nilai transaksi yang besar.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli

Kemudian, BREN  yang memiliki salah satu pembangkit listrik geothermal terbesar di dunia. Anak usahanya lainnya, yakni PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) juga punya aset berupa batubara metallurgy coal atau coking coal dan tambang emas yang kabarnya akan mulai produksi pada tahun depan.

"Jadi aset Barito Group memang premium, artinya aset bagus bukan ecek-ecek," ujarnya.

Kiswoyo juga menyoroti soal grup usaha lainnya seperti grup Bakrie yang memiliki tambang terbesar di Indonesia melalui anak usahanya PT Bumi Resources Tbk (BUMI). 

Baca Juga: IHSG All Time High, Market Cap BREN Hampir Rp 1.400 Triliun, Saham PANI Melesat

Namun, tetap saja investor akan lebih memilih untuk mengoleksi saham-saham yang lebih memiliki aset premium, seperti yang dimiliki Barito grup.

"(Barito grup) dari sisi kualitas baik, dan sisi dividen juga royal. Makanya minat orang pindah dari Bakrie ke Barito Group. Jadi wajar kalau orang banyak transaksi di situ dan asing pun incar ke situ," terangnya.

Kiswoyo pun tak menampik, bisa saja Barito grup disalip oleh grup usaha lainnya, seperti grup Adaro. Ini tercermin dari anak usahanya yaitu ADMR yang bergerak di bidang pertambangan batubara. Selain itu, ADMR juga telah membeli tambang batubara yang berlokasi di Australia, kemudian membidik membangun smelter aluminium dan membuat PLTA terbesar di Indonesia.

Baca Juga: Ada BREN dan UNVR, Cermati 10 Saham Net Sell Terbesar Asing Kemarin

Kiswoyo merekomendasikan untuk buy on weakness saham BRPT dengan target harga hingga akhir tahun Rp 1.300, buy on weakness BBRI dengan target harga hingga akhir tahun Rp 6.000, buy on weakness BMRI dengan target harga Rp 8.000 - Rp 8.500, buy on weakness BBNI dengan target harga Rp 6.000,  buy on weakness TLKM Rp 4.000, buy on weakness ADRO dengan target harga Rp 4.000.

Arina pun merekomendasikan untuk buy saham BRIS dengan target harga Rp 2.860, buy TPIA dengan target harga Rp 10.425, buy PT Bank Negara Indonesia (BBNI) dengan target harga Rp 6.175, buy PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan target harga RP 5.725 dan buy PT Bank Mandiri (BMRI) dengan target harga Rp 7.775.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×