Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indo Premier Sekuritas melihat, pasar saham pada pekan ini juga tertopang banyak sentimen yang menggerakkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sentimen-sentimen tersebut datang dari domestik dan eksternal.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Mino mengatakan, dari domestik, ada banyak laporan yang bakal rilis, seperti data manufaktur, data inflasi, dan data cadangan devisa. Potensi berlanjutnya penguatan nilai tukar rupiah juga akan menjadi sentimen tambahan.
Pada Maret 2023, indeks manufaktur Indonesia tercatat naik menjadi 51,9 dari sebelumnya 51,2. Data ini mengonfirmasi bahwa sektor manufaktur masih dalam fase ekspansi untuk ke-19 kali sejak September 2021.
Mino menjelaskan, kenaikan indeks manufaktur tersebut seiring dengan lebih tingginya output yang didorong oleh meningkatnya permintaan. Sementara itu, akumulasi pekerjaan yang tertunda juga membuat pembelian bahan baku dan perekrutan karyawan mengalami peningkatan.
Terkait data inflasi, angka inflasi Indonesia pada Februari 2023 tercatat sebesar 5,47%, lebih tinggi dari sebelumnya yang sebesar 5,28% dan prediksi konsensus 5,42%. Sementara itu, inflasi inti tercatat turun menjadi 3,09% dari sebelumnya 3,27%.
Baca Juga: IHSG Turun 0,38% ke 6.801 di Akhir Sesi I, Selasa (4/4)
“Menurut konsensus inflasi Maret diprediksi akan naik +0,27% mom/+5,07% yoy. Jika sesuai dengan konsensus maka akan semakin menguatkan peluang kembali dipertahankannya suku bunga acuan di level 5,75% pada pertemuan Bank Indonesia 19 April nanti," tutur Mino, Senin (3/4).
Terkait data cadangan devisa, jumlah cadangan devisa pada Februari 2023 mengalami kenaikan tipis menjadi US$ 140,3 miliar dari sebelumnya US$ 139,4 miliar. Kenaikan tersebut terjadi karena adanya penerimaan pajak dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.
"Semakin besar cadangan devisa tentunya akan sangat positif untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dan memperkuat alasan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan," ucap Mino.
Sementara itu, sejumlah sentimen eksternal yang bakal menggerakkan pasar pada pekan ini adalah pemangkasan produksi minyak mentah oleh OPEC+, data manufaktur, klaim pengangguran pertama, dan non-farm payrolls.
Mino mencatat, pada Februari 2023 indeks manufaktur di Amerika Serikat (AS) masih berada pada area kontraksi untuk keempat kalinya secara berturut-turut yakni di level 47,7%, Menurut konsensus, ISM Manufacturing PMI pada Maret 2023 akan turun ke level 47,5 sehingga berpeluang menguatkan ekspektasi tidak dinaikkannya suku bunga acuan oleh The Fed pada pertemuan awal Mei nanti.
Baca Juga: IHSG Berbalik Turun Selasa (4/4) Pagi, Cek Enam Saham Rekomendasi BNI Sekuritas
Lalu, terkait sentimen klaim pengangguran pertama, pada periode yang berakhir pada 25 Maret 2023 jumlah klaim pengangguran pertama untuk jangka waktu mingguan tercatat sebanyak 198.000, naik sebanyak 7.000 dari sebelumnya. Klaim pengangguran tersebut juga lebih tinggi dari prediksi konsensus yang sebanyak 196.000.
Sentimen terakhir dari eksternal l, yakni non-farm payrolls yang pada Februari 2023 tercatat bertambah sebanyak 311.000, turun cukup banyak dari sebelumnya 504.000. Sementara itu tingkat pengangguran meningkat menjadi 3,60% dari sebelumnya 3,40% karena meningkatnya tingkat partisipasi angkatan kerja.
"Menurut konsensus pada bulan Maret hanya akan ada penambahan jumlah pekerja sebanyak 238.000 dengan tingkat pengangguran tetap di level 3.l,60%," terangnya.
Baca Juga: IHSG Naik di Awal Perdagangan, Sektor Energi Menguat pada Selasa (4/4)
Mempertimbangkan sentimen domestik dan eksternal tersebut, Mino pun merekomendasikan buy 19 saham untuk trading hingga Kamis, 6 April 2023. Sebanyak 19 saham yang direkomendasikan untuk trading tersebut sebagai berikut:
BRIS (support Rp 1.615, resistance Rp 1.745)
BMRI (support Rp 10.100, resistance Rp 10.650)
BBRI (support Rp 4.650, resistance Rp 4.850)
ADRO (support Rp 2.710, resistance Rp 3.130)
HRUM (support Rp 1.390, resistance Rp 1.540)
ANTM (support Rp 1.990, resistance Rp 2.210)
INCO (support Rp 6.400, resistance Rp 6.830)
AALI (support Rp 7.950, resistance Rp 8.250)
SIMP (support Rp 390, resistance Rp 410)
JSMR (support Rp 3.150, resistance Rp 3.300)
ASII (support Rp 5.850, resistance Rp 6.175)
MAPI (support Rp 1.425, resistance Rp 1.600)
ACES (support Rp 450, resistance Rp 505)
ERAA (support Rp 500, resistance Rp 540)
LPPF (support Rp 4.700, resistance Rp 5.150)
CTRA (support Rp 960, resistance Rp 1,020)
PWON (support Rp 436, resistance Rp 470)
SIDO (support Rp 840, resistance Rp 900)
BIRD (support Rp 1.680, resistance Rp 1.810)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News