Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
Untuk SMGR, ia melihat secara jangka panjang, saham ini memiliki valuasi yang menarik. “Tapi penguasaan pasar diperlukan untuk saat ini, apalagi ke depannya sektor infrastruktur masih akan terus menggeliat, di mana industri semen mengambil bagian di dalamnya,” kata dia. Jika berhasil mengambil peluang ini, menurut Nico SMGR masih akan terus tumbuh selama lima tahun ke depan.
Secara teknikal, saham SMGR juga telah bangkit secara konsisten sejak Mei 2019 setelah sempat terjerembab sejak Juli 2018. Menurut dia, hal ini akan menjadi bekal bagi SMGR terus mengalami kenaikan.
Baca Juga: Asing jual bersih, IHSG mampu menguat 0,26% ke 6.255 di akhir perdagangan pekan ini
Untuk ASII, ia juga melihat adanya peluang kenaikan karena adanya sentimen positif untuk sektor perkebunan akibat adanya perang dagang AS-China dan kebijakan pemerintah yang mendorong penggunaan biodiesel. Pasalnya, per semester I-2019, penurunan laba bersih ASII secara keseluruhan banyak disumbang oleh segmen komoditas perkebunan.
Selanjutnya, berbicara AKRA, Nico melihat emiten ini agak sedikit sulit pada tahun ini. “Tahun ini AKRA juga akan membantun 25 SPBU tapi sejauh ini baru memiliki 9 SPBU,” kata dia. Secara teknikal, saham AKRA juga cenderung fluktuatif meski menunjukkan tanda-tanda akan bangkit kembali.
Ia juga melihat peluang kenaikan saham BSDE. Hal itu didorong oleh pendapatan BDSE yang naik 15,38% secara tahunan per semester I-2019. Laba BSDE juga naik 411,37% year on yar pada paruh pertama tahun ini. “Laba tersebut berasal dari DIRE yang dilakukan terhadap Plaza Indoensia beberapa waktu lalu,” ucap dia.
Di samping adanya tanda-tanda yang dapat mendorong kenaikan saham-saham tersebut ke depannya, Nico juga mengatakan bahwa valuasi saham-saham tersebut sudah murah sehingga menjadi waktu yang tepat untuk berbelanja.
Ia merekomendasikan buy terhadap semua saham tersebut, dengan target harga akhir tahun untuk EXCL Rp 3.850, SMGR Rp 13.825, ASII Rp 8.000, AKRA Rp 4.900, dan BSDE Rp 1.750.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham Profindo Sekuritas untuk perdagangan Jumat (23/8)
Meskipun begitu, ia mengingatkan investor bahwa isu perang dagang AS-China yang masih terus bergulir berpotensi menimbulkan gelojak bagi perekonomian global, termasuk Indonesia beserta pasar sahamnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News