kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Catatkan NIM Tinggi, Analis Sebut Saham Bank Digital Masih Prospektif


Selasa, 05 Juli 2022 / 17:11 WIB
Catatkan NIM Tinggi, Analis Sebut Saham Bank Digital Masih Prospektif
ILUSTRASI. Aplikasi Bank Raya


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelompok bank digital yang sudah mulai aktif menyalurkan kredit, mampu mencatatkan pendapatan bunga bersih atau net interest margin (NIM) yang optimal. Bahkan jauh di atas NIM bank besar, maklum bank digital menyasar segmen-segmen yang lebih berisiko. 

Bank Jago (ARTO) misalnya, mencatatkan NIM di level 11,08% per Maret 2022. Jauh meningkat dibandingkan NIM per Maret 2021 di posisi 7,72%. Begitupun dengan Bank Neo Commerce (BBYB) atau BNC mencatatkan kenaikan NIM dari 5,04% di Maret 2021 menjadi 7,72% di Maret 2022. 

Kedua bank digital ini sudah agresif menyalurkan kredit baik secara langsung maupun menggandeng fintech peer to peer lending. Sedangkan bank digital lainnya yang belum terlalu aktif penyaluran kredit masih memiliki NIM relatif sama dengan industri perbankan. 

Bank Raya (AGRO) misalnya mencatatkan NIM 4,81% per Maret 2022 naik dari NIM  2021 di level 3,39%. Begitupun dengan Allobank (BBHI) yang mencatatkan NIM di posisi 3,95% per Maret 2022 dibandingkan NIM Maret 2021 di 2,99%.

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham-saham Tambang Batubara yang Menarik dari Analis

Bahkan, Head of Investor Relation BNC Indra Cahya menyatakan NIM per Mei 2022 berada level 9,4%. Ini sejalan dengan penyaluran kredit senilai Rp 5,99 triliun per Mei 2022. Nilai ini tumbuh 55,99% year on year (yoy) dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,84 triliun. 

BNC menyasar segmen yang lebih berisiko yakni masyarakat unbankable dan underbank. Segmen ini memiliki potensi yang besar dan belum tergarap secara optimal di pasar.

Melihat hal ini, Maximilianus Nico Demus, Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo mengakui NIM yang tinggi telah menjadi daya tarik industri perbankan Indonesia. Ia melihat, NIM akan terus tumbuh bila ekosistem bank digital mampu memberikan kesempatan dalam penyaluran kredit. 

“Berbicara volatilitas yang ada, seperti inflasi dan kenaikan suku bunga akan mendorong saham sektor teknologi. Karena kenaikan bunga akan menekan pendapatan perusahaan,” ujar Nico kepada Kontan.co.id pada Selasa (5/7). 

Lanjutnya, untuk bank digital tidak hanya soal teknologi saja. Lantaran juga ada aspek perbankannya. Nico melihat, selama bank digital mendapat dukungan dari ekosistem digital yang dimiliki maka masih memiliki prospek. 

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Mitra Adiperkasa (MAPI) Usai Cetak Kinerja Mentereng

“Selama ekosistem mereka dukung, maka kami masih optimis masih ada ruang yang cukup bagi bank digital tumbuh di tahun ini,” tambah Nico. 

Ia melihat sentimen utama yang akan menggerakkan saham bank digital ada pada ekosistem yang dimiliki. Sebab, investor akan melihat seberapa jauh bank digital memanfaatkan ekosistem yang dimiliki dalam memberikan solusi bagi masyarakat. 

Nico hanya memberi target harga untuk saham ARTO di level Rp 15.000. Berdasarkan data RTI, saham ARTO ditutup melemah 5,35% menjadi Rp 7.525 pada sesi akhir perdagangan di bursa saham Selasa (5/7).

 

Adapun Bank Raya akan terus memacu bisnis di paruh kedua 2022. Bank Raya menyalurkan kredit secara business to customer (B2C), business to business (B2B), dan business to business to customer (B2B2C) saat ini. 

Sekretaris Perusahaan Bank Raya Ajeng Hapsari Bank Raya menyatakan penyaluran kredit ini tujukan untuk memenuhi kebutuhan segmen gig economy workers dalam menunjang kegiatan usaha. Bank Raya menggunakan community branch untuk B2C dan pembiayaan B2B dan B2B2C melalui fintech dengan skema pembiayaan channeling

“Selain itu Bank Raya juga mengoptimalkan ekosistem BRI Group melalui pembiayaan Pinang Dana Talangan kepada para Agen BRILink, Transformasi Digital yang dilakukan Bank Raya membuat Bank Raya fokus pada pembiayaan digital,” ujar Ajeng kepada Kontan.co.id pada Selasa (5/7).

Lanjut ia, Bank Saya saat ini masih dalam proses transformasi, maka akan terdapat penataan kembali terutama pada kredit-kredit yang diwariskan dari BRI Agro. Bank Raya berharap penyaluran kredit digital bisa tumbuh dibandingkan tahun kemarin.

Asal tahu saja, Bank Raya telah menyalurkan kredit senilai Rp 9,59 triliun per Mei 2022. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 12,58 triliun di lima bulan pertama tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×