Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengalahkan kenaikan harga emas, komoditas perak diyakini masih akan jadi jawara hingga akhir 2020. Meskipun begitu, Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengakui untuk jangka panjang prospek harga emas lebih baik dibandingkan perak.
Jika merunut satu per satu data Bloomberg secara year to date (ytd), harga emas spot sudah naik sebanyak 27,88% ke level US$ 1.940 per ons troi Jumat (21/8), dibandingkan harga 31 Desember 2019 yakni US$ 1.517 per ons troi. Sedangkan harga perak spot berhasil melesat 49,57% ytd ke level US$ 26,79 per ons troi.
Sementara itu, untuk harga paladium spot tercatat naik 12,19% ytd ke level US$ 2.182 per per ons troi hingga akhir pekan lalu.
Baca Juga: Memilah logam mulia paling cuan di sisa 2020 selain emas
Sedangkan platinum spot tercatat mengalami koreksi 4,58% secara ytd dan mendarat di level US$ 922 per ons troi, sekaligus jadi komoditas berkinerja terburuk dibandingkan emas, perak dan paladium tahun ini.
"Saat ini, justru perak sepertinya yang terbaik, disusul emas, kemudian paladium dan terakhir platinum dari sisi persentase kenaikannya. Apalagi, bulan ini perak masih positif, sedangkan emas mulai korektif," ujar Wahyu kepada Kontan, Minggu (23/8).
Sementara itu, pasar komoditas masih dihantui sentimen negatif terkait pandemi Covid-19 dan imbasnya terhadap ancaman pertumbuhan ekonomi global. Di samping itu, pasar keuangan haus akan likuiditas (dolar AS) yang membuat banyak aset bahkan emas ikut dijual.
Kucuran stimulus yang dilakukan beberapa negara, disertai adanya spekulasi bakal jadi penopang tren bullish harga perak hingga akhir tahun. Ditambah lagi, harapan untuk kondisi ekonomi yang lebih baik di Semester II-2020 turut jadi sentimen pendukung kenaikan perak.
Wahyu menilai pergerakan harga perak cenderung lebih volatile di antara komoditas lainnya, bahakan jika dibandingkan dengan harga emas. Untuk itu, jika tidak ada isu pandemi Covid-19 bisa dipastikan pergerakan silver akan mengikuti tren pergerakan harga emas yang mampu tembus ke level tertingginya.
"Prospek perak sangat bergantung pada inflasi dan kurs dollar AS. Setiap kenaikan 1% inflasi, maka perak berpeluang melesat hingga 17,4%, sedangkan saat kurs dollar AS anjlok 1%, perak justru punya peluang naik 3,3%," jelasnya.