Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 mempengaruhi berbagai bidang usaha, tidak terkecuali emiten bidang jasa finansial teknologi dan pembayaran digital PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk. Akan tetapi, emiten dengan kode saham CASH itu masih optimistis target-targetnya akan tercapai di tahun 2020 ini.
CASH membidik pendapatan bersih hingga Rp 255,36 miliar sepanjang tahun 2020. Sementara itu, rugi bersih diharapkan bisa ditekan menjadi Rp 6,14 miliar.
Dalam prospektusnya, per 31 Oktober 2019 CASH mengantongi pendapatan bersih hingga Rp 11,73 miliar. Sementara rugi bersih periode berjalan hingga Rp 8,75 miliar.
Baca Juga: Akrab dengan Saham Sejak Kecil, CEO Cashlez Teddy Setiawan Pernah Rugi Besar
Optimisme CASH didorong oleh akuisisi CASH terhadap PT Softorb Technology Indonesia (STI) yang sudah dilakukan 4 Mei 2020 yang lalu.
"Sudah sah menjadi pemegang saham mayoritas di STI," jelas Tee Teddy Setiawan, Presiden Direktur PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk, Kamis (29/5).
Menilik prospektusnya, CASH mengambil alih 1.020 saham atau setara 51% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh STI.
Aksi akuisisi terhadap STI didanai dari hasil initial public offering (IPO) pada 27 April yang lalu. CASH melepas 250 juta saham biasa atas nama atau sekitar 17,507% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Adapun setiap saham ditawarkan dengan harga Rp 350, sehingga total dana yang dihimpun CASH mencapai Rp 87,5 miliar. Sebesar 61,31% dari dana itu dimanfaatkan untuk akuisisi.
Asal tahu saja, STI adalah penyedia solusi teknologi informasi yang berfokus pada RFID dan teknologi smart card untuk pembayaran, identifikasi, akses kontrol, dan lainnya. Dengan mengakuisisi STI diharapkan fitur-fitur yang ditawarkan dan cara pembayan non-tunai yang disediakan CASH kepada pelanggannya akan semakin lengkap dan beragam.
Selain itu, tahun ini CASH mulai merambah business payment. Pada Juni 2020 mendatang pilot project dengan satu atau dua perusahaan akan dilakukan.
Apabila berjalan lancar, CASH akan menggaet lebih banyak pelanggan untuk bisnis payment ini, utamanya kepada pelanggan-pelanggan eksisting. Adapun perusahaan-perusahaan yang dibidik seperti Fast Moving Consumer Goods (FMCG), asuransi, dan platform e-commerce.
Teddy tidak menampik bisnisnya terpengaruh dampak pandemi Covid-19. Akan tetapi, emiten financial technology (fintech) pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu juga melihat peluang-peluang lain yang dapat dimaksimalkan.
Salah satunya, shifting atau peralihan cara transaksi dari yang semula banyak dilakukan secara langsung atau tatap muka, kini lebih banyak dilakukan secara tidak langsung atau e-commerce.
Sehingga, di tengah imbauan untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah, pelanggan tetap bisa melakukan transaksi tanpa harus membuka toko atau gerainya.
"Sekarang beradaptasi, memudahkan konsumen melakukan pembayaran atau penerimaan pembayaran non-tunai tanpa harus ketemu muka. Kita bilangnya e-commerce," ungkap Teddy kepada Kontan.co,id, Kamis (28/5).
Baca Juga: Cashlez Worldwide (CASH) targetkan pendapatan Rp 255,36 miliar tahun ini
Lebih lanjut ia menjelaskan, transaksi e-commerce selama pandemi Covid-19 telah bertumbuh hingga 300%. Saat ini pihaknya tengah memaksimalkan kesempatan tersebut dengan terus melakukan sosialisasi kepada pelanggan-pelanggannya.
Sekadar informasi, sebesar 88% pelanggan CASH adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Diharapkan jumlah merchant-nya akan terus bertambah menjadi 10.000 di akhir tahun ini. Adapun pada tahun sebelumnya jumlah merchant CASH mencapai 7.000.
Selain UMKM, dalam prospektusnya dijelaskan CASH juga memiliki pelanggan perusahaan besar seperti Gramedia dan Informa.
Tahun ini CASH akan membidik beberapa pelanggan besar lainnya seperti perusahaan transportasi Bluebird. Dalam pipeline-nya pun masih ada perusahaan logistik dan telekomunikasi.
Mempertimbangkan hal di atas, nilai gross transaction value (GTV) tahun ini diharapkan bisa meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu, CASH mencatatkan pertumbuhan GTV 183% year on year (yoy) menjadi Rp 3,811 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News