kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cahayaputra Asa Keramik tetapkan harga IPO Rp 168 per saham


Jumat, 19 Oktober 2018 / 18:17 WIB
Cahayaputra Asa Keramik tetapkan harga IPO Rp 168 per saham
Paparan publik rencana IPO PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk


Reporter: Yoliawan H | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cahayaputra Asa Keramik resmi menetapkan harga penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 168 per saham. Perusahaan yang bergerak di industri keramik ini juga menetapkan harga pelaksanaan waran sebesar Rp 188.

Perusahaan yang nantinya akan resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 31 Oktober 2018 ini melepas saham ke publik sebesar 300 juta saham atau sekitar 24,93% dari modal disetor. PT Buana Capital Sekuritas didapuk sebagai pelaksana penjamin efek hajatan ini.

Berdasarkan informasi di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Jumat (19/10), perusahaan juga akan menerbitkan sebanyak 75 juta waran seri I yang dapat dikonversi menjadi saham baru yang dikeluarkan dari portepel.

Dengan penetapan harga tersebut, perusahaan menargetkan perolehan dana dari hasil IPO ini sekitar Rp 50,4 miliar. Nantinya, dana IPO sebesar 38% akan digunakan untuk pelunasan kredit bank, 20% pelunasan dan instalasi mesin, 6% penyelesaian gedung produksi baru dan sisanya untuk modal kerja.

Analis Reliance Sekuritas, Kornelis Wicaksono mengatakan, pihaknya merekomendasikan buy untuk IPO Cahayaputra Asa Keramik. Menurutnya, proyeksi harga IPO sudah sesuai dengan ekspektasi di kisaran Rp 130 sampai Rp 200 per saham.

Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir pada Mei 2018, perusahaan berhasil meningkatkan penjualan sebesar 17,83% yoy menjadi Rp 99,97 miliar. Itu disebabkan adanya peningkatan volume penjualan sebesar 10,12%.

“Peluang pertumbuhan lain dari pertumbuhan properti terutama rumah bersubsidi, pelonggaran uang muka kredit properti, pasar keramik baru di Indonesia Timur, direct selling dan peningkatan kapasitas produksi dengan pabrik baru,” ujar Kornel kepada Kontan, Jumat (19/10).

Ia memperkirakan, usai IPO pendapatan perusahaan akan tumbuh hingga 157% hingga akhir tahun 2018. Selain itu cost of goods sold atau harga pokok penjualan (HPP) juga akan naik 9% seiring dengan adanya efek pelemahan rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×