kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Buyback saham masih ramai di bursa, simak saran analis


Rabu, 25 Agustus 2021 / 20:01 WIB
Buyback saham masih ramai di bursa, simak saran analis
ILUSTRASI. Pekerja mengamati layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/8/2021). Buyback saham masih ramai di bursa, analis beri sejumlah rekomendasi saham. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembelian kembali saham (buyback) masih ramai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, hingga 20 Agustus 2021, terdapat 12 emiten yang telah menyampaikan keterbukaan informasi mengenai rencana buyback dan masih dalam periode pelaksanaan. 

Total rencana pembelian tersebut mencapai Rp 4,9 triliun. Adapun aksi buyback yang dimaksud sesuai dengan SE OJK No. 3/SEOJK.04/2020 tentang Kondisi Lain Sebagai Kondisi Pasar yang Berfluktuasi Secara Signifikan dalam Pelaksanaan Pembelian kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik (SE OJK 3/2020).  

Mengutip keterbukaan informasi, rencana buyback saham yang terbaru adalah PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. Emiten berkode MIKA itu akan menggelar buyback pada periode 23 Agustus 2021 hingga 22 November 2021. Adapun MIKA berencana buyback saham sebanyak-banyaknya 83 juta saham.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mencermati, sejauh ini pergerakan harga MIKA memang tidak mencerminkan kinerja perusahaan yang masih bertumbuh. Asal tahu saja, saham MIKA sudah melorot 14,65% secara year to date (ytd). 

Baca Juga: Analis kompak rekomendasikan beli saham Bank CIMB Niaga (BNGA)

Hal serupa juga terjadi pada emiten sektor kesehatan lainnya, yakni PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Pergerakan harga KLBF yang tertekan 9,46% ytd dinilai Sukarno tidak menggambarkan kinerja perusahaan yang masih terkerek sejauh ini. 

Asal tahu saja, KLBF juga  mengumumkan akan buyback sebanyak-banyaknya 250 juta  saham pada 20 Agustus 2021 hingga 19 November 2021. "Jika tidak ada tekanan jual yang tinggi, dengan rencana target jumlah saham  tersebut bisa menahan harga agar tidak turun lebih dalam dan berpeluang bisa mengerek harganya," jelas Sukarno kepada Kontan.co.id, Rabu (25/8). 

Sepengamatannya, rencana buyback KLBF akan lebih menarik mengingat jumlah saham yang akan dibeli kembali lebih banyak dibandingkan MIKA. 

Adapun terhadap kedua saham itu, Sukarno cenderung merekomendasikan hold atau trading buy. Mengingat saat ini keduanya ada sinyal buy dalam jangka pendek. Jadi, ada peluang harga sahamnya kembali menguat.

Senada, Analis Phillip Sekuritas Helen mencermati, buyback saham umumnya dilakukan oleh emiten yang beranggapan harga sahamnya masih undervalue. Adapun buyback saham dinilai bisa menahan penurunan harga saham lebih lanjut. "Karena adanya pihak yang siap melakukan pembelian apabila harga turun," jelas Helen kepada Kontan, Rabu (25/8). 

Baca Juga: Pendapatan dan laba turun, simak rekomendasi saham Merdeka Copper Gold (MDKA)

Oleh karenanya, langkah yang diambil MIKA dan KLBF dinilai menarik. 

Terhadap kedua saham itu, Helen masih merekomendasikan untuk jangka panjang dengan target harga Rp 1.750 per saham untuk MIKA dan Rp 3.000 per saham untuk KLBF. 

Sukarno menambahkan, selain MIKA dan KLBF, emiten-emiten yang berencana buyback lainnya juga ada yang menarik, seperti PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), dan PT MNC Investama Tbk (BHIT). "Menarik untuk dikoleksi karena harga buyback maksimalnya jauh dari harga saat ini," jelasnya lagi. 

Asal tahu saja, harga maksimal buyback MNCN berada di Rp 1.200 per saham, LPPF di Rp 3.050 per saham, dan BHIT di Rp 135 per saham. Adapun pada penutupan perdagangan hari ini Rabu (25/8), saham MNCN berada di Rp 845 per saham,  LPPF di Rp 2.290 per saham, dan BHIT di Rp 100 per saham. 

Di sisi lain,  sejauh ini MNCN  masih mencetak bertumbuh positif dan valuasi harganya masih tergolong murah. Adapun untuk LPPF dan BHIT, keduanya memiliki peluang perbaikan kinerja di tahun-tahun mendatang. Oleh karenanya, terhadap MNCN ia merekomendasikan buy, sementara untuk LPPF dan BHIT bisa untuk trading buy atau hold

Sukarno menambahkan, buyback saham bisa efektif jika jumlah saham yang akan dibeli kembali terhitung banyak. Di samping itu, buyback saham akan semakin efektif apabila didukung kinerja yang bagus. 

Baca Juga: Harga saham turun sejak awal tahun, ini rekomendasi saham INKP dan TKIM

"Buyback yang dilakukan akan jauh lebih efektif sehingga harganya bisa menguat nantinya. Karena, buyback akan mengurangi supply saham di pasar dan diikuti demand yang tinggi" jelas Sukarno. 

Senada, Helen mengungkapkan, beberapa faktor lain yang mampu mempengaruhi pergerakan harga saham suatu perusahaan adalah kinerja keuangan suatu emiten, serta aksi korporasi emiten misalnya akuisisi atau ekspansi lain. Faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah ataupun pergerakan bursa saham global turut berpengaruh terhadap pergerakan harga saham. 

Ia mengamati, buyback memang akan efektif menahan harga saham selama tekanan di pasar tidak terlalu dalam. Akan tetapi, efektivitas untuk menguatkan harga saham hanya ada di periode buyback

"Untuk seterusnya, harga saham tetap akan merefleksikan kinerja dari perusahaan itu sendiri," tutup Helen. 

Selanjutnya: Intip rekomendasi saham XL Axiata (EXCL) dari Henan Putihrai Sekuritas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×