kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa saham terseret pelemahan rupiah


Rabu, 17 Desember 2014 / 07:08 WIB
Bursa saham terseret pelemahan rupiah
ILUSTRASI. Manfaat buah nanas untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Menjelang akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepertinya galau. Kemarin IHSG terkoreksi 1,61% menjadi 5.026,03. Dalam sepekan terakhir, IHSG terpangkas hampir 2%.

Total dana investor asing yang keluar dari pasar saham mencapai sekitar Rp 1,24 triliun. Total jenderal Rp 2,59 triliun dana asing yang keluar dari bursa saham dalam sepekan.

Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta investor tetap tenang atas anjoknya pasar saham. "Investor tak perlu panik," ujar Ito Warsito, Direktur Utama BEI, kemarin mencoba menenangkan.

Penurunan IHSG ini dipandang masih wajar. Lagi pula, koreksi IHSG seirama laju indeks bursa saham di Asia Pasifik. Indeks Nikkei anjlok 5,94% sepekan terakhir, Hang Seng merosot 3,47%, Kospi terkoreksi 3,39% dan indeks Straits Times turun 3,16%.

Setidaknya ada dua faktor yang menjadi pangkal kegalauan jagat pasar modal dunia. Pertama, krisis ekonomi yang melanda Rusia. Kedua, rencana Bank Sentral AS (The Fed) mengerek suku bunga acuan.

Managing Director Investa Saran Mandiri Jhon Veter menyatakan, Rusia memiliki kebijakan menaruh 90% dana kelolaan di luar negeri. Di saat krisis melanda, negara ini menarik kembali dana yang berada di luar negeri. Dus, dollar Amerika Serikat banyak keluar dari Indonesia, sehingga menekan rupiah.

Rupiah di pasar spot melorot 0,09% menjadi Rp 12.725 per dollar AS. Bahkan berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah terpangkas 2,39% menjadi Rp 12.900 per dollar AS. Hal ini yang menyebabkan otot IHSG lunglai.  "Namun ini sifatnya temporary dan tidak akan berlangsung lama," kata Jhon kepada KONTAN, kemarin.

Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang memprediksikan, tahun depan pelemahan rupiah bisa berlanjut hingga Rp 13.000 per dollar AS. BI menyatakan, tidak akan melakukan intervensi atas pelemahan rupiah. 

Selain faktor rupiah Edwin menilai, koreksi IHSG dipicu kejatuhan harga minyak ke level US$ 50 per barel. Dia memprediksi, harga minyak berpotensi turun ke US$ 40 per barel di 2015.  

Untuk skenario moderat, Edwin memprediksi, IHSG di akhir 2014 di level 5.073. Jika menembus di bawah 5.000, IHSG bisa turun lebih tajam ke 4.965. Jika level ini tertembus, penurunan IHSG bisa berlanjut ke level 4.913. Sedangkan skenario optimistis Edwin memperkirakan, IHSG di akhir tahun ini berada di level 5.253. 

Sebastian Tobing, Kepala Riset Trimegah Securities, menilai, laju IHSG menunggu hasil rapat The Fed pada 18 Desember. Dia menduga, The Fed tetap mempertahankan suku bunga di 1,25%. Suku bunga The Fed di 2015 bisa naik 0,25%-1,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×