Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Bursa saham China ditutup naik pada perdagangan Senin (4/11). Sementara bursa Hong Kong stabil di tengah persiapan investor menghadapi pekan krusial, yang mencakup pemilihan presiden AS, kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed, serta pertemuan kebijakan utama di China.
Melansir Reuters, indeks Shanghai Composite naik 1,2% ke level 3.310,21. Indeks blue-chip CSI300 menguat 1,4%, dengan sektor keuangan naik 1,8%, dan sektor barang konsumsi naik 1%.
Baca Juga: Bursa Australia Ditutup Naik Senin (4/11), Ditopang Saham Sektor Kesehatan dan Bank
Indeks Hang Seng di Hong Kong naik 0,3% ke level 20.567,52, meskipun volume perdagangan menurun tajam.
Kenaikan di pasar saham China dipimpin oleh sektor otomotif, terutama dengan peningkatan penjualan produsen mobil BYD yang mengangkat sahamnya sebesar 4,4% di Hong Kong.
Kinerja positif BYD turut mengangkat sektor energi terbarukan dan industri lain yang terkena dampak tarif.
Saham Trip.Com, perusahaan perjalanan, menjadi top gainer dengan kenaikan 4,7%, sementara aksi ambil untung menekan saham properti turun 0,8%.
Baca Juga: IHSG Melemah ke 7.439 di Sesi I Senin (4/11), Saham-Saham Ini Bergerak Double Digit
Peluang kemenangan mantan Presiden AS Donald Trump dalam pemilu mengalami penurunan menurut pasar taruhan, setelah survei menunjukkan Wakil Presiden Kamala Harris secara mengejutkan unggul di Iowa.
Hasil pemilu ini diperkirakan akan berdampak signifikan pada saham Hong Kong, terutama jika kemenangan Trump menimbulkan kekhawatiran terkait tarif baru.
Pada Senin, volatilitas tersirat satu minggu untuk pasangan dolar/yuan mencapai rekor tertinggi.
Menurut Goldman Sachs, Oktober lalu terjadi penjualan bersih saham China oleh dana lindung nilai, menyusul keuntungan cepat pada Agustus yang mendorong beberapa investor untuk mencairkan keuntungan.
Volume perdagangan di bursa Shanghai mencapai 66,5 miliar saham, lebih tinggi dari rata-rata 30 hari. Sedangkan volume perdagangan indeks Hang Seng sekitar 2,46 miliar saham, atau sekitar setengah dari rata-rata 30 hari.
Baca Juga: Jajak Pendapat Pemilu AS: Harris Unggul Tipis atas Trump dalam Dua Survei Terbaru
Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (NPC) China bersidang dari 4 hingga 8 November untuk membahas rencana pengeluaran dan refinancing utang yang bertujuan mendukung pemerintah daerah dan pertumbuhan ekonomi.
Di AS, para pembuat kebijakan Federal Reserve diperkirakan hampir pasti akan menurunkan suku bunga jangka pendek sebesar 25 basis poin dalam pengumuman kebijakan mereka pada 7 November.
Pasar global bersiap dengan hati-hati menghadapi perubahan kebijakan besar yang diharapkan dari kedua negara ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News