Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Bursa saham Asia terkoreksi pada perdagangan Senin (2/6), terseret oleh penurunan tajam pada saham emiten baja Korea Selatan dan Vietnam.
Sentimen negatif datang dari pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengancam akan melipatgandakan tarif impor baja dan aluminium menjadi 50%.
Baca Juga: Indeks Nikkei Jepang Ditutup Turun Senin (2/6), Tertekan Penguatan Yen
Langkah Trump tersebut diumumkan Jumat malam waktu setempat, tak lama setelah ia menuduh China melanggar kesepakatan untuk saling menurunkan tarif atas komoditas mineral kritis.
Ketegangan dagang global pun kembali memanas, menambah kekhawatiran investor di kawasan.
Emiten Baja Tertekan, Indeks Regional Terkoreksi
Di Korea Selatan, indeks saham turun 0,5% dengan saham POSCO dan Hyundai Steel anjlok masing-masing 3%, sementara SeAH Steel Corp ambles hingga 12,6%.
Di Vietnam, saham Hoa Sen Group, salah satu produsen baja terbesar di negara itu, melemah 5,8%.
Baca Juga: Bursa Asia Cenderung Melemah di Pagi Ini (2/6), Terseret Rencana Tarif Baja Trump
Indeks saham di Taiwan dan Indonesia juga terkoreksi lebih dari 1,5%. Sedangkan bursa di India dan Singapura masing-masing turun 0,5%.
“Investor masih mencermati ketidakpastian tarif dan risiko geopolitik, termasuk ketegangan di Ukraina dan Rusia,” ujar Junvum Kim, Sales Trader di Saxo Capital Markets.
Drone Ukraina dilaporkan menyerang wilayah Kursk dan Voronezh di Rusia, menyebabkan kebakaran dan gangguan lalu lintas.
Profit Taking di Indonesia, Inflasi Melambat
Meski turun di awal Juni, IHSG tercatat sebagai indeks dengan performa terbaik di kawasan selama Mei 2025, dengan kenaikan lebih dari 6%.
Baca Juga: Korea Selatan akan Menekan Efek Tarif 50% untuk Produk Baja
Analis menilai pelemahan hari ini kemungkinan disebabkan aksi ambil untung (profit taking).
Dari sisi data ekonomi, inflasi tahunan Indonesia tercatat sebesar 1,60% pada Mei, lebih rendah dari ekspektasi dan menunjukkan tren perlambatan.
Ini memberikan ruang tambahan bagi Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter.
Kurs Stabil, Dolar AS Melemah
Di pasar mata uang, kurs regional cenderung stabil terhadap dolar AS yang melemah 0,5%. Won Korea Selatan menguat 0,7% dan rupee India dan dolar Singapura naik 0,2%. Sebaliknya, dolar Taiwan terdepresiasi 0,2%.
Baca Juga: Trump Naikkan Tarif Impor Baja Jadi 50%, Negara Lain Kecam Kebijakan Ini
Pelemahan greenback disebabkan oleh meningkatnya kekhawatiran fiskal AS dan gelombang aksi jual investor terhadap aset-aset AS, termasuk saham dan obligasi.
"Di kawasan ASEAN, kami memperkirakan mata uang regional akan terus menguat tahun ini seiring diversifikasi portofolio global dari aset AS," tulis analis Maybank dalam risetnya.
Pilpres Korea dan Data Inflasi Jadi Sorotan
Investor juga menanti hasil pemilu presiden mendadak di Korea Selatan pada Selasa (3/6), menyusul lengsernya Yoon Suk Yeol pada April lalu akibat upaya darurat militer yang kontroversial.
Selain itu, data inflasi dari Taiwan, Korea Selatan, dan Filipina yang akan dirilis pekan ini juga menjadi perhatian utama pasar.
Selanjutnya: Sinopsis Film Wake Up Dead Man: A Knives Out Mystery, Daniel Craig Siap Kembali
Menarik Dibaca: Bank Mandiri Perkuat Peran dan Layanan untuk Ekosistem Maritim Nasional
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News