kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa datar menjelang Pilkada & pidato Fed


Senin, 13 Februari 2017 / 12:00 WIB
Bursa datar menjelang Pilkada & pidato Fed


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak akan digelar dua hari lagi. Pelaku pasar dan bursa saham menginginkan pelaksanaan pilkada berjalan lancar dan aman, terutama perhelatan Pilkada DKI Jakarta.

Kecenderungn tersebut tampak pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan terakhir. Laju IHSG cenderung datar, sebagai tanda kehati-hatian pelaku pasar saham menyikapi konstelasi politik di Tanah Air.

Pelaku pasar berharap perhelatan pilkada berjalan aman dan damai. Maklum, panasnya suhu politik apalagi sampai memicu kerusuhan bisa memunculkan ketidakpastian. Ketidakpastian adalah musuh utama pasar.

Lucky Bayu, analis PT Danareksa Sekuritas, menyatakan, masa tenang menjelang pencoblosan turut mendinginkan pasar. Perhatian pasar pun bisa beralih dari pilkada. "Ini artinya pasar sudah kembali rasional," ujar Lucky kepada KONTAN, Minggu (12/2).

Dia menyatakan, rasionalitas pelaku pasar saat ini makin teruji. Hal itu tecermin pada laju IHSG menjelang sejumlah unjuk rasa di Jakarta (lihat infografik).

Pada aksi 4 November 2016, IHSG anjlok 1,72% dalam waktu tiga hari hingga sehari menjelang aksi. Tapi di hari aksi, IHSG naik 0,62%.

Menjelang aksi 2 Desember 2016, IHSG justru menguat. Indeks naik 0,99% sehari sebelumnya, dan naik lagi 0,91% ke 5.245,95 pada Jumat (2/12). Terakhir, menjelang aksi 112 akhir pekan lalu, IHSG sempat naik ke posisi 5.400, meski kemudian turun tipis 0,01% ke posisi 5.371,67.

Nico Omer Jonckheere, Vice President Research & Analysis Valbury, berpendapat, jika pasca pilkada kondisi politik kembali memanas, indeks saham berpeluang koreksi tajam. "Apalagi jika ketidakpastian itu dibumbui isu politik," imbuh Nico.

Di luar faktor pilkada, Lucky melihat IHSG masih bergerak sideways karena menanti pidato Gubernur The Federal Reserve Janet Yellen pada akhir pekan ini. Pasar menanti kepastian, minimal sinyal, kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) dari Yellen.

Nico menambahkan, pelaku pasar juga mewaspadai potensi currency war Amerika dan China jilid kedua. Potensi itu mulai tampak seiring dengan sejumlah kebijakan pemerintah China yang mengantisipasi proteksionisme ala Presiden AS Donald Trump.

Nah, dengan berbagai sentimen itu, Lucky memprediksikan, pekan ini IHSG akan bergerak dalam rentang 5.370- 5.450. Prediksi Nico, IHSG bisa ke posisi 5.500 jika mampu bertahan di atas 5.370.

Arah IHSG selanjutnya akan tergantung pidato Yellen dan prospek kenaikan suku bunga AS. "Saya melihat sinyal kenaikan suku bunga masih belum muncul," kata Lucky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×