Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Pasar mulai kembali rasional setelah memasuki masa tenang Pilkada DKI Jakarta. Namun sepertinya, rasionalitas tersebut tidak sepenuhnya menggiring Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan lebih positif. Kondisi indeks diperkirakan masih cenderung sideways.
"Sebab, setelah pilkada, perhatian pasar akan fokus pada pidato Gubernur The Fed Janet Yellen," ujar analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo, Minggu (12/2). Dari sini, akan muncul sinyal apakah Amerika Serikat (AS) akan menaikkan suku bunga. Ini yang menjadi fokus utama pasar setelah isu pilkada.
Nico Omer Jonckheere, Vice President Research and Analysis-Valbury sependapat. Kekhawatiran pasar saat ini kembali ke AS. Bukan hanya sentimen The Fed, tapi potensi currency war yang muncul akibat sejumlah kebijakan terutama soal kebijakan yang cenderung protektif yang diambil oleh Trump.
"Sehingga, indeks akan cenderung sideways," ujar Nico.
Kuncinya, level 5.370 tidak boleh ditembus jika ingin indeks terbang ke level 5.500. Sekarang pertanyaannya, apa yang mampu menjaga indeks tidak tembus support tersebut. Nico bilang, ini kembali pada isu pilkada. Jika pascapengumuman pemenang pilkada nanti kondisi politik kembali memanas, indeks diperkirakan akan kembali terkoreksi.
Pasar tidak suka dengan ketidakpastian. "Apalagi jika ketidakpastian itu dibumbui dengan isu politik," imbuhnya.
Lucky memiliki prediksi rentang pergerakan yang hampir sama, level 5.370 sebagai support dan 5.450 sebagai resistance. Kemana arahnya, tergantung pada pidato Janet nanti.
"Tapi, kami melihat sinyal itu (kenaikan suku bunga) belum muncul, karena ini masih tahun pertama pemerintahan Trump, masih tahun-tahun konsolidasi (ekonomi)," ramal Lucky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News