kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Bursa China dan Hong Kong Bergerak Beragam Kamis (21/11), Dibayangi Sentimen Tarif AS


Kamis, 21 November 2024 / 16:11 WIB
Bursa China dan Hong Kong Bergerak Beragam Kamis (21/11), Dibayangi Sentimen Tarif AS
ILUSTRASI. Bursa saham China dan Hong Kong bergerak bervariasi pada Kamis (21/11), setelah sesi perdagangan yang fluktuatif. REUTERS/Kim Kyung-Hoon


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Bursa saham China dan Hong Kong bergerak bervariasi pada Kamis (21/11), setelah sesi perdagangan yang fluktuatif.

Investor mencoba menyeimbangkan kekhawatiran atas potensi kenaikan tarif impor AS dengan ekspektasi stimulus fiskal lebih lanjut dari Beijing. 

Indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing naik kurang dari 0,1% pada penutupan perdagangan, setelah sempat turun hingga 0,3% di awal perdagangan. 

Sedangkan, Indeks acuan Hang Seng Hong Kong melemah 0,5% ke level 19.601,11. 

Baca Juga: Bursa Jepang Ditutup Turun Kamis (21/11), Saham Teknologi Tertekan Penurunan Nasdaq

Pendorong Utama 

Indeks sektor otomotif di China naik 1,1%, didorong laporan media pemerintah Xinhua bahwa China berencana memperpanjang insentif perdagangan mobil hingga 2025 untuk menstabilkan ekspektasi pasar. 

Indeks CSI Semiconductor menguat 0,6%, dengan produsen chip terbesar di China, Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC), naik 0,2%, dan Hua Hong Semiconductor menguat 0,9%. Kenaikan ini dipicu oleh taruhan pada sektor teknologi domestik di tengah ketegangan geopolitik. 

Baca Juga: Bursa Australia Ditutup Datar Kamis (21/11), Saham GQG Partners Anjlok

Sentimen pasar cenderung melemah sepanjang hari setelah survei Reuters terhadap lebih dari 50 ekonom menunjukkan kemungkinan AS menerapkan tarif hampir 40% pada impor dari China pada awal tahun depan.

Kebijakan ini berpotensi memangkas pertumbuhan ekonomi China hingga 1 poin persentase. 

Analis Bank of America memperkirakan Beijing dapat mengumumkan defisit fiskal yang lebih tinggi dan peningkatan penerbitan obligasi pada 2025 untuk mendukung pembelian kembali tanah dan rumah serta menyuntikkan modal ke bank-bank.

Baca Juga: Bursa Asia Mayoritas Melemah di Pagi Ini (21/11), Pasar Amati Saham Teknologi

Stimulus tambahan juga diantisipasi untuk mengimbangi dampak negatif tarif AS dalam waktu dekat. 

Di kawasan Asia, indeks saham MSCI Asia di luar Jepang turun 0,5% dan indeks Nikkei Jepang melemah 0,9%.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×