Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Bursa saham China dan Hong Kong turun pada Kamis (14/11), setelah langkah terbaru Beijing untuk membangkitkan sektor properti yang tengah terpuruk tidak mampu mengangkat semangat investor.
Kekhawatiran terhadap hubungan Amerika Serikat (AS) -China juga meningkat dengan kabar tentang pengaruh Trump yang semakin meluas.
Indeks Shanghai Composite dan indeks CSI300 blue-chip China masing-masing melemah 1,7% pada penutupan perdagangan, penurunan terbesar dalam hampir sebulan.
Baca Juga: Rusia & China Dukung Embargo Senjata Terhadap Israel, Erdogan Lempar Pujian
Indeks acuan Hang Seng di Hong Kong jatuh 2%, mencapai level terendah tujuh minggu.
Upaya terbaru China untuk menopang sektor properti melalui insentif pajak pada transaksi rumah dan tanah gagal meningkatkan harga saham di sektor tersebut.
Indeks real estat CSI turun 2,1%, sementara Indeks Properti Daratan Hang Seng anjlok 3,6%.
Saham pengembang Longfor termasuk yang mengalami penurunan terbesar di Hong Kong, jatuh 7,2% ke posisi terendah sejak akhir September.
Kerugian semakin dalam pada sesi sore seiring kekhawatiran baru tentang kebijakan Trump terhadap China, setelah muncul laporan bahwa ia diperkirakan akan menguasai kedua majelis Kongres ketika ia resmi menjabat pada Januari.
Baca Juga: Mayoritas Bursa Asia Menguat Pada Kamis (14/11) Pagi
Nominasi Trump terhadap Marco Rubio, seorang tokoh garis keras terhadap China, sebagai menteri luar negeri juga memicu kekhawatiran bahwa kebijakannya terhadap Beijing dapat melampaui tarif dan perdagangan.
"Trump mungkin bisa lebih mudah mendorong kebijakannya dengan mengendalikan kedua majelis, ditambah kabinet yang diisi dengan sosok hawkish," kata Dickie Wong, direktur eksekutif di Kingston Securities di Hong Kong.
"Yang dikhawatirkan saat ini adalah lebih banyak kebijakan anti-China yang mungkin akan dikeluarkan."
Namun, di tengah tren penurunan ini, saham perusahaan teknologi China, Tencent, naik hingga 2,8% setelah mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 8% untuk kuartal September.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News