Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Saham-saham di Australia turun pada Kamis (31/10). Setelah data inflasi inti kuartal ketiga yang terus tinggi menekan sentimen investor dan memperkuat ekspektasi pemotongan suku bunga yang tertunda.
Sementara indeks utama mencatat penurunan bulanan.
Indeks S&P/ASX 200 ditutup turun 0,3% menjadi 8.160, dengan penurunan 1,33% selama Oktober.
Baca Juga: Bursa Australia Turun Kamis (31/10), Saham MinRes Melonjak 16%
Pada Rabu (30/10), data menunjukkan inflasi harga konsumen Australia melambat ke titik terendah dalam 3,5 tahun pada kuartal ketiga, meskipun inflasi inti - angka kunci bagi kebijakan moneter Bank Sentral Australia (RBA) - tetap tinggi dan melebihi perkiraan pasar.
"Ada sedikit ketidakpuasan di kalangan investor karena pemotongan suku bunga kemungkinan besar baru akan terjadi pada 2025, bukan 2024, yang menurunkan suasana pasar hari ini," kata Tim Waterer, analis utama di KCM Trade.
"Pada pertemuan RBA pekan depan, tidak ada perubahan suku bunga yang diharapkan. Fokus kemungkinan akan lebih kepada apakah bank sentral memilih untuk melunakkan nada kebijakan moneternya mengingat data terbaru," tambahnya.
Analis di ANZ memprediksi pemotongan suku bunga pertama akan terjadi pada Februari 2025.
Baca Juga: IHSG Naik 0,19% ke 7.583,96 pada Sesi I Kamis (31/10), Top Gainers: ISAT, BRIS, MBMA
Di Sydney, saham emas turun 0,3% pada hari itu, tetapi mencatat bulan terbaik mereka sejak Maret.
Saham energi turun 0,5% ke level terendah sejak pertengahan September, mencatat penurunan tujuh bulan berturut-turut.
Sementara itu, saham-saham tambang besar turun 0,6%, mengalami bulan terburuk sejak Juni karena harga bijih besi tertekan oleh kekhawatiran permintaan baja dari konsumen utama, China.
Baca Juga: Bursa Asia Tergelincir Kamis (31/10) Pagi, Jelang Keputusan Suku Bunga BOJ
Di antara saham individu, perusahaan tambang Mineral Resources naik 9,2% dan mencatat sesi terbaik sejak akhir September setelah mencapai kesepakatan senilai $743 juta dengan perusahaan Hancock milik miliarder Gina Rinehart untuk izin eksplorasi gas.
Di Selandia Baru, indeks acuan S&P/NZX 50 turun 0,4% dan menutup sesi pada 12.638,9 poin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News