Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Bursa saham Australia memperpanjang tren penurunan untuk sesi kelima berturut-turut pada Senin (16/12), ditutup pada level terendah dalam satu bulan. Penurunan ini dipimpin oleh sektor komoditas.
Sementara investor menanti hasil rapat kebijakan Federal Reserve AS minggu ini.
Melansir Reuters, Indeks S&P/ASX 200 turun 0,6% menjadi 8.249,5 poin, level penutupan terendah sejak 18 November.
Baca Juga: Bitcoin Tembus US$106,000, Didorong Rencana Trump Cadangkan Kripto
The Fed diperkirakan secara luas akan memangkas suku bunga pada rapat 17-18 Desember, dengan peluang hampir 97% untuk pemotongan sebesar 25 basis poin, menurut alat FedWatch dari CME.
Namun, peluang untuk jeda pemotongan suku bunga pada Januari juga mulai terlihat.
Di dalam negeri, sektor pertambangan mencatat penurunan untuk sesi keempat berturut-turut, melemah 2,2% ke level terendah dalam satu bulan, menjadi penekan terbesar pada indeks utama.
Raksasa sektor ini, saham BHP dan Fortescue, masing-masing kehilangan 2% dan 3,8%.
Baca Juga: Bursa Asia Bervariasi di Pagi Ini (16/12), Pasar Menanti Keputusan Bank Sentral
Harga berjangka bijih besi turun ke level terendah dalam seminggu, tertekan oleh lemahnya permintaan jangka pendek dan data properti yang suram di China, konsumen utama bijih besi dunia.
"Namun, narasi ini dapat berubah dengan cepat jika China segera memangkas suku bunga. Hal ini kemungkinan besar akan terjadi, yang tentu akan menggembirakan investor komoditas," kata Jessica Amir, analis pasar di platform perdagangan online Moomoo.
Saham perusahaan tambang emas melemah 2,8% meskipun harga emas naik tipis, tetapi gagal mengimbangi kerugian hari Jumat.
Saham Northern Star Resources turun 2,1% dan Evolution Mining melemah 2,2%.
Saham sektor energi juga tergelincir 0,7% akibat harga minyak yang melemah.
Baca Juga: Selain Xi Jinping, Ini Tamu Kehormatan yang Diundang ke Pelantikan Donald Trump
Berbeda dari tren, sektor keuangan yang memiliki bobot terbesar di indeks utama naik 0,2%.
Di sisi lain, DigiCo Infrastructure REIT, penyedia pusat data, ditutup turun 5,5% pada hari kedua perdagangannya setelah IPO senilai A$2 miliar (US$1,28 miliar).
Manajer aset HMC Capital, yang memegang 18,2% saham DigiCo, anjlok 13,7% dan menjadi penurun terbesar di indeks.
Sementara itu, indeks utama Selandia Baru, S&P/NZX 50, naik 0,3% dan ditutup di 12.797,33 poin.
Selanjutnya: BPS: Ekspor November 2024 Capai US$ 24,01 Miliar
Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini 16-19 Desember 2024, Telur hingga Wortel Diskon sampai 55%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News