kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bursa Asia Mixed pada Perdagangan Senin (10/1) Pagi, Mayoritas Indeks Melemah


Senin, 10 Januari 2022 / 08:31 WIB
Bursa Asia Mixed pada Perdagangan Senin (10/1) Pagi, Mayoritas Indeks Melemah
ILUSTRASI. Bursa Asia. REUTERS/Kim Kyung-Hoon


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia bergerak variasi pada perdagangan Senin (10/1) pagi, dengan mayoritas indeks melemah. Investor bersiap untuk volatilitas pasar obligasi dan menilai pukulan ekonomi dari varian Omicron yang menyebar dengan cepat.

Pukul 08.26 WIB, indeks Hang Seng naik 30,52 poin atau 0,13% ke 23.523,90, Taiex turun 110,91 poin atau 0,61% le 18.048,92, Kospi turun 39,92 poin atau 1,37% ke 2.914,41, ASX 200 turun 6,05 poin atau 0,08% ke 7.447,30, Straits Times naik 23,82 poin atau 0,73% ke 3.229,05 dan FTSE Malaysia turun 0,29 poin atau 0,02% ke 1.542,62. 

Mengutip Bloomberg, imbal hasil Treasury naik secara menyeluruh pekan lalu dalam aksi jual yang dipicu oleh risalah Federal Reserve yang mengisyaratkan untuk memulai kenaikan suku bunga lebih cepat yakni setelah Maret. Imbal hasil US Treasury AS bertenor 10 tahun menyentuh level tertinggi dalam hampir dua tahun.

Data inflasi AS pekan ini akan diawasi dengan ketat seiring meningkatnya kekhawatiran The Fed tentang tekanan harga yang tinggi.

Baca Juga: Bursa Senin (10/1) Akan Dibuka, Cek Prediksi IHSG & Rekomendasi Saham Pilihan

Pasar menghadapi peningkatan volatilitas karena investor bergulat dengan cara mengevaluasi aset karena likuiditas pandemi yang membantu mendorong ekuitas ke rekor tertinggi mulia ditarik. 

Pada saat yang sama, penyebaran varian Omicron menjadi ujian baru untuk kegiatan ekonomi.

"The Fed AS perlu melangkah dengan hati-hati dalam menghapus akomodasi kebijakan. Hal itu tidak boleh terjadi terlalu cepat. Jika tidak, ini berisiko mengganggu rebound pertumbuhan ekonomi dan dapat menyebabkan taper tantrum lainnya," ujar Diana Mousina, ekonom senior AMP Capital dalam sebuah catatan yang dikutip Bloomberg.

Di sisi lain, ekuitas China akan menjadi sorotan. Komisi Pengaturan Sekuritas China dikabarkan akan mengadopsi berbagai langkah untuk menghindari volatilitas dan tegas mencegah fluktuasi besar setelah saham mengalami awal terburuk selama setahun sejak 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×