kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Bursa Asia menunggu wibawa Trump di parlemen


Kamis, 23 Maret 2017 / 08:05 WIB
Bursa Asia menunggu wibawa Trump di parlemen


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bursa Asia bervariasi pada perdagangan Kamis pagi (23/3). Bursa Asia diperkirakan masih mengekor Wall Street yang semalam ditutup dengan kekhawatiran atas upaya Presiden AS Donald Trump mengeksekusi kebijakannya. 

Berdasarkan Bloomberg, Indeks Topix dan Nikkei 225 di Jepang diperdagangkan melemah 0,24% dan 0,12% pada pukul 7:55 WIB. 

Kemarin, bursa Tokyo ditutup merosot lebih dari 2%, seiring dengan penguatan yen ke level ¥ 110,73 per dollar AS, level terkuat yen dalam empat bulan terakhir. Penguatan yen menjadi indikasi negatif bagi Jepang lantaran barang-barang ekspor, yang menjadi andalan perekonominnya, menjadi lebih mahal. Pagi ini, dollar merangkak naik ke level USD/JPY 111,34.

Indeks Kospi di Korea Selatan segar dibuka dengan penguatan 0,52%. Sedangkan Indeks ASX 200 di Australia menguat tipis tak sampai 0,1%. 

Bursa AS ditutup bervariasi kemarin dengan penurunan Dow Jones Industrial Average dan kenaikan pada Indeks S&P 500.

Pasar tengah menanti voting parlemen atas pencabutan Obamacare yang diinisiasi Presiden AS Donald Trump, Kamis waktu setempat.

Sehari sebelum voting, pasar melihat Trump masih kesulitan mengumpulkan suara, sehingga khawatir Trump akan kesulitan juga mengeksekusi kebijakan ekonomi lainnya karena kurangnya dukungan parlemen. 

"Termasuk pasar di Asia, akan menunggu Trump untuk melihat kekuatannya dalam memerintah," kata Chris Weston, Chief Market Strategist di IG, dikutip CNBC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×