kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.980.000   15.000   0,76%
  • USD/IDR 16.810   20,00   0,12%
  • IDX 6.446   7,70   0,12%
  • KOMPAS100 927   0,91   0,10%
  • LQ45 722   -0,90   -0,12%
  • ISSI 206   1,64   0,80%
  • IDX30 375   -0,74   -0,20%
  • IDXHIDIV20 453   -1,23   -0,27%
  • IDX80 105   0,08   0,08%
  • IDXV30 111   0,28   0,25%
  • IDXQ30 123   -0,06   -0,05%

Bursa Asia menguat, disokong optimisme penandatanganan kesepakatan dagang AS-China


Senin, 13 Januari 2020 / 08:36 WIB
Bursa Asia menguat, disokong optimisme penandatanganan kesepakatan dagang AS-China
ILUSTRASI. Ilustrasi bursa Asia.


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas bursa Asia dibuka menguat di awal pekan ini. Senin (13/1) pukul 08.30 WIB, indeks Hang Seng naik 133,47 poin atau 0,47% ke 28.776,11, Taiex naik 21,54 poin atau 0,18% ke 12.046,19, Kospi naik 13,10 poin atau 0,59% ke 2.219,22, ASX 200 turun 35,03 poin atau 0,51% ke 6.894, Straits Times naik 10,38 poin atau 0,32% ke 3.266,43 dan FTSE Malaysia naik 1,72 poin atau 0,11% ke 1.593. 

Namun, kenaikan bursa Asia berhenti di dekat posisi tertingginya selama 19 bulan menjelang penandatanganan kesepakatan perdagangan AS-China fase 1 yang akan digelar Rabu (15/1).

Baca Juga: AS-China meneken kesepakatan pekan depan, bursa Asia menghijau

Fokus investor pada pekan ini adalah penandatanganan kesepakatan AS-China fase 1. Gedung Putih telah menyebar setidaknya 200 undangan untuk menghadiri seremoni  penandatanganan kesepakatan perdagangan tersebut.

"Latar belakang geopolitik yang lebih tenang dan penandatanganan perjanjian dagang fase 1 AS-China menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi global," kata Josebp Capurso, ahli strategi forex di CBA seperti dikutip Reuters, Senin (13/1).

"Namun perjanjian setebal 86 halaman itu belum dipublikasikan. Ada keraguan seberapa komprehensif kesepakatan itu dan apakah perjanjian fase satu ini akan dilaksanakan secara penuh oleh kedua belah pihak." 

Baca Juga: Risiko mereda, bursa Asia melaju kencang

Washington berhak untuk memberlakukan kembali tarif jika menilai China tak mematuhi kesepakatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×