kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa Asia menguat di tengah optimisme aktivitas ekonomi yang menggeliat


Selasa, 05 Mei 2020 / 08:32 WIB
Bursa Asia menguat di tengah optimisme aktivitas ekonomi yang menggeliat
ILUSTRASI. Bursa Asia menguat di tengah optimisme aktivitas ekonomi yang menggeliat kembali.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia menguat di tengah optimisme aktivitas ekonomi yang menggeliat kembali. Pada Selasa (5/5) pukul 8.22 WIB, Hang Seng menguat 0,60% ke 23.755.

Indeks Taiex naik 0,88% ke 10.815. Straits Times menguat 0,71% ke 2.582. Sedangkan FTSE Bursa Malaysia naik 0,45% ke 1.382.

Bursa Jepang dan China tutup pada perdagangan hari ini. Sementara indeks ASX 200 di Australia menguat 1,25% ke 5.386.

Baca Juga: Wall Street naik, prediksi bearish masih mewarnai bursa efek

Kenaikan pasar saham Amerika Serikat (AS) yang terdongkrak saham-saham teknologi semalam menjadi penopang bursa Asia. Optimisme pembalikan ekonomi setelah pembukaan lockdown di sejumlah negara dunia dan negara bagian AS menjadi pemicu penguatan.

Harga minyak pun naik sekitar 5% di tengah penurunan produksi dan prospek kenaikan permintaan setelah aktivitas bisnis kembali berjalan. "Fokus pasar saat ini adalah pelonggaran pembatasan tapi tetap menjaga angka infeksi," kata Quincy Krosby, chief market strategist Prudential Financial kepada Reuters.

Harga minyak WTI melesat ke atas US$ 20 per barel sejak kemarin. "Pasar masih menilai bahwa kondisi akan membaik," kata Gene McGillian, vice president of market research Tradition Energy kepada Reuters.

Baca Juga: Harga minyak WTI melonjak 75% dalam sepekan ke atas US$ 20 per barel

Tapi, kenaikan harga emas yang menunjukkan bahwa aset safe haven diminati menjadi sinyal bahwa kondisi bisa berbalik arah. Penerbitan obligasi korporasi yang besar menyebabkan harga obligasi tertekan. "Saat ini, tidak ada kejelasan apa yang akan terjadi selanjutnya," kata Jon Hill, interest rate strategist BMO Capital Markets.

Rencana Departemen Keuangan AS untuk menerbitkan utang besar berarti akan ada suntikan dana besar juga dari Federal Reserve. Pasokan obligasi yang besar ini pun berpotensi menekan harga.

Baca Juga: Harga emas terangkat tensi panas AS-China

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×