kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Harga minyak WTI melonjak 75% dalam sepekan ke atas US$ 20 per barel


Selasa, 05 Mei 2020 / 06:54 WIB
Harga minyak WTI melonjak 75% dalam sepekan ke atas US$ 20 per barel
ILUSTRASI. Harga minyak WTI memantapkan kenaikan di atas level US$ 20 per barel yang terjadi sejak kemarin.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) memantapkan kenaikan di atas level US$ 20 per barel yang terjadi sejak kemarin. Pekan ini menjadi pekan pertama harga minyak rebound di atas level US$ 20 per barel setelah sembilan hari di bawah level tersebut.

Selasa (5/5) pukul 6.38 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Juni 2020 di New York Mercantile Exhange (NYMEX) berada di US$ 21,57 per barel, naik 5,69% ketimbang harga penutupan perdagangan kemarin US$ 20,39 per barel.

Ini adalah kenaikan harga minyak dalam lima hari perdagangan berturut-turut. Dalam lima hari alias sepekan, harga minyak WTI mengakumulasi kenaikan 74,80% dari posisi US$ 12,78 per barel pada Selasa (28/4) lalu.

Baca Juga: Paling rinci di AS, lockdown New York akan dibuka dalam empat fase

Pergerakan serupa pun terjadi pada minyak Brent. Harga minyak Brent untuk kontrak pengiriman Juli 2020 di ICE Futures terus menguat sejak Rabu pekan lalu. Dalam empat hari perdagangan, harga minyak Brent menguat 19,61% ke US$ 27,20 per barel pada akhir perdagangan kemarin.

Pelonggaran lockdown memicu spekulasi bahwa permintaan bahan bakar akan mulai meningkat. Lockdown yang terjadi di banyak negara dunia diperkirakan menurunkan permintaan minyak sekitar 30% pada bulan April.

Di sisi lain, OPEC+ memulai pemangkasan produksi hampir 10 juta barel per hari pada 1 Mei 2020 lalu. "Pasar terus menuju harga yang menunjukkan bahwa kondisi membaik," kata Gene McGillian, vice president of market research Tradition Energy kepada Reuters.

McGillian menambahkan bahwa pemangkasan produksi segera terlihat hasilnya. "Di sisi lain pembukaan lockdown tak hanya terjadi di Amerika Serikat (AS) tapi juga di negara-negara Eropa sehingga kekhawatiran penurunan permintaan mulai mereda," kata dia.

Baca Juga: Wall Street naik, prediksi bearish masih mewarnai bursa efek

Pada Senin (4/5), Italia dan Finlandia mulai melonggarkan lockdown. Sejumlah negara bagian AS pun melonggarkan pembatasan aktivitas untuk memulihkan kondisi ekonomi. Tapi, para pejabat masih berhati-hati mengingat kasus virus corona telah melewati 3,5 juta kasus di seluruh dunia dengan korban jiwa hampir seperempat juta orang.

Goldman Sachs memandang optimistis kenaikan harga minyak di tahun depan karena produksi minyak mentah yang lebih rendah serta pemulihan parsial permintaan minyak.

Goldman menaikkan prediksi harga minyak Brent tahun depan menjadi US$ 55,63 per barel dari sebelumnya US$ 52,50 per barel. Bank investasi ini juga menaikkan prediksi harga minyak WTI tahun depan menjadi US$ 51,38 per barel dari sebelumnya US$ 48,50 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×