Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham di Asia Rabu (21/12) sore ditutup bervariatif (mixed) di tengah sepinya rilis data ekonomi. Menurut tim riset Phillip Sekuritas Indonesia, investor masih menimbang dampak dari langkah bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BOJ) untuk sedikit mengubah kebijakan pengendalian kurva imbal hasil (yield curve control) dengan mengizinkan imbal hasil (yield) surat utang pemerintah Jepang (JGB) bertenor 10 tahun berfluktuasi 50 basis points (bps) dari target 0,0%, lebih longgar dari pembatasan sebelumnya yang hanya 25 bps.
Pelaku pasar obligasi akan segera menguji kebijakan baru ini dengan spekulator meyakini BOJ dalam waktu dekat akan dipaksa untuk mengubah lagi pembatasan imbal hasil (yield cap) atas JGB bertenor 10 tahun, kemungkinan menjadi 80 bps.
Baca Juga: IHSG Diproyeksi Melanjutkan Rebound Pada Perdagangan Kamis (22/12)
Banyak pakar ekonomi memprediksi BOJ akan bergabung dengan bank sentral AS (Federal Reserve) dan bank sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) dalam menaikkan suku bunga acuan tahun depan. Bank-bank sentral di seluruh dunia telah menaikkan suku bunga acuan secara agresif sehingga memperkuat spekulasi bahwa resesi ekonomi global akan terjadi tahun 2023.
Investor juga mencerna berita bahwa Indonesia berencana melarang ekspor komoditas bauksit mulai Juni 2023. Kebijakan ini mengikuti larangan ekspor nikel sejak Januari 2020.
Larangan ekspor bahan tambang mentah tampaknya menjadi bagian dari strategi besar Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan industri pengolahan bahan mineral dalam negeri. Indonesia adalah negara produsen bauksit terbesar ke enam di dunia. Bauksit adalah komponen kunci dalam pembuatan aluminium.
Baca Juga: Menguat Hari Ini, Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Untuk Kamis (22/12)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News