Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas Bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan hari ini. Senin (29/1), pukul 08.22 WIB, indeks Nikkei 225 menguat 0,35% ke 35.877,04. Sejalan, Hang Seng dibuka menguat 0,59% ke 16.046,25.
Sementara itu, indeks Taiex naik tipis 0,04% ke 18.003,1 dan indeks Kospi juga menguat 0,86% menjadi 2.499,85. Setali tiga uang, indeks S&P/ASX 200 naik 0,21% ke 7.571,3.
Di sisi lain, FTSE Straits Times turun 0,11% ke 3.156,13. Sedangkan FTSE Malay naik 0,3% ke 1.510,77.
Pasar Asia sebagian besar menguat di perdagangan awal pekan ini. Para investor menanti rilis angka PDB dan inflasi di wilayah Asia-Pacific pada minggu ini.
Pelaku pasar juga akan mengamati keputusan suku bunga pertama Federal Reserve pada tahun 2024, yang akan dirilis pada hari Rabu (31/1) di Amerika Serikat.
Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham Pilihan dari RHB Sekuritas untuk Hari Ini (29/1)
Peristiwa penting minggu ini adalah angka aktivitas pabrik China untuk bulan Januari serta angka inflasi Australia kuartal IV-2024 pada hari Rabu.
Data ini akan menjadi kumpulan data penting terakhir sebelum pertemuan Reserve Bank of Australia pada 5 Februari.
Pada hari Rabu (31/1), Taiwan dan Hongkong juga akan merilis angka PDB kuartal IV-2024.
Di sisi lain, pada hari Jumat (26/1) di AS, ketiga indeks utama berakhir beragam, dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite turun 0,07% dan 0,36%. Ini menghentikan kenaikan enam hari berturut-turut.
Penurunan ini juga menandai mundurnya S&P 500 dari penutupan tertinggi sepanjang masa.
Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti AS tumbuh 0,2% pada bulan Desember dibandingkan bulan sebelumnya, dan 2,9% pada basis tahunan. Ekonom yang disurvei Dow Jones memperkirakan kenaikan masing-masing sebesar 0,2% dan 3%.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham SILO, GOTO, CTRA dan MARK untuk Hari Ini (29/1)
Laporan PCE pada hari Jumat muncul sehari setelah data produk domestik bruto menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari perkiraan pada kuartal keempat, memperkuat harapan investor bahwa perekonomian telah menghindari resesi yang mendalam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News