kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa Asia Mayoritas Melemah di Pagi Ini (14/7), Terseret Lonjakan Inflasi AS


Kamis, 14 Juli 2022 / 08:35 WIB
Bursa Asia Mayoritas Melemah di Pagi Ini (14/7), Terseret Lonjakan Inflasi AS
ILUSTRASI. Bursa Asia cenderung melemah di pagi ini setelah mendapat sentimen negatif dari inflasi AS


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia cenderung melemah pada awal perdagangan hari ini. Kamis (14/7), pukul 08.21 WIB, indeks Nikkei 225 turun 0,26% ke 26.411,09. Berbeda, indeks Hang Seng justru naik 0,10% ke 20.818,27.

Indeks Taiex melemah 0,91% ke 14.194,43. Indeks Kospi pun turun 0,29% ke 2.319,61 dan indeks ASX 200 naik 0,49% ke 6.653,8.

Sementara itu, FTSE Straits Times melemah 0,45% ke 3.114,54 dan FTSE Malay juga turun tipis 0,01% ke 1.411,15.

Bursa saham di Asia cenderung melemah setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) bulan Juni 2022 yang lebih tinggi dari yang diharapkan.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham dari MNC Sekuritas Untuk Hari Ini (14/7)

Di mana, inflasi tahunan AS di bulan Juni melonjak 9,1%. Ini jauh di atas proyeksi pasar, di mana Dow Jones memperkirakan inflasi ada di level 8,8% yoy.

Inflasi tahunan di bulan Juni tersebut adalah yang tertinggi sejak November 1981. Hal ini juga membuat investor khawatir tentang sebesar agresif Federal Reserve harus melawan inflasi.

Bahkan, kini sudah ada dua perusahaan di Wall Street yang berspekulasi bahwa The Fed akan mengerek suku bunga 100 basis poin (bps) di pertemuan akhir bulan ini.

Sementara itu, data dari pasar di kawasan memperlihatkan, pertumbuhan ekonomi Singapura di kuartal II-2022 hanya 4,8%. Realisasi ini memang lebih tinggi dari kuartal sebelumnya, yang hanya tumbuh 4%, namun meleset dari perkiraan analis dalam jajak pendapat Reuters, dengan kenaikan 5,2%.

Otoritas Moneter Singapura (MAS) secara tak terduga melakukan pengetatan kebijakan moneter dalam langkah off-cycle. Bank sentral mengatakan, akan memusatkan kembali titik tengah pita kebijakan nilai tukar, yang dikenal sebagai nilai tukar efektif nominal dolar Singapura, ke tingkat yang berlaku.

Baca Juga: Wall Street Kembali Melemah Terseret Kekhawatiran The Fed Kerek Suku Bunga 100 Bps

Kemiringan dan lebar pita tidak akan berubah, kata MAS. Bank sentral mengelola kebijakan moneter melalui pengaturan nilai tukar dan bukan suku bunga.

Dolar Singapura pun langsung melesat usai pengumuman tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×