Reporter: Revi Yohana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Situasi pasar global yang masih digelayuti pesimisme membuat laju bursa Asia selama pekan kemarin kurang gairah. Menutup pekan perdagangan, Jumat (9/9) sebagian besar bursa di kawasan Asia Pasifik anjlok. Indeks MSCI Asia Pasifik tercatat merosot 0,87% ke level 772,65%. Selama sepekan ini, indeks MSCI Asia Pasifik turun 1,1%.
Indeks Kospi Korea Selatan misalnya, tergerus hingga 1,83%. Indeks Nikkei 225 Jepang juga melemah ke posisi 8.737,66 (0,63%). Indeks Hang Seng di Hong Kong juga turun ke posisi 19.866,63 atau 0,23%. Praktis, hanya tiga indeks saham Asia yang menutup pekan di zona positif, yakni Taiwan Taiex, S&P/ASX 200 Index, dan indeks bursa New Zealand NZX 500.
Emiten-emiten kakap di bursa Asia menyeret kelesuan bursa. Saham Honda Motor Corporation jatuh 6,4% akibat buruknya data lapangan kerja Amerika Serikat (AS). Sebanyak 40% pendapatan produsen mobil itu berasal dari pasar Amerika Utara.
Saham HSBC Holdings juga tergerus 3,3% akibat kenaikan premi asuransi kredit dan gagal bayar di Eropa. Maklumlah, bank ini tercatat sebagai kreditur terbesar di Eropa.
Bursa juga tetap bergeming, kendati berhembus sentimen positif dari rencana pemerintah AS mengucurkan stimulus lapangan kerja US$ 447 miliar. Kekhawatiran pasar atas makin buruknya situasi di Eropa terbukti lebih kuat menyetir arah bursa.
Indeks MSCI Asia Pasifik sempat tergerus 5,1% ke posisi 756,71, Senin (3/9). Namun terangkat lagi ke level 779,44 pada Kamis (8/9), sebelum kembali terperosok, menjadi 772,65 akhir pekan ini. "Volatilitas mungkin akan tetap tinggi hingga ada kejelasan tentang penyelesaian krisis Eropa," ujar Nader Naeimi, analis AMP Capital Investors di Sydney, seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (11/9).
Fadil, analis Harumdana Berjangka, menilai, pasar Asia saat ini berada di fase konsolidasi. Perkiraan dia, awal pekan ini indeks masih akan tertekan kendati ada peluang kenaikan menjelang tutup pekan. "Jika ada katalis positif dari AS dan Eropa, fase konsolidasi ini tidak akan lama," imbuh dia.
Namun, ia sendiri pesimis katalis itu muncul. Pasalnya, AS dan Eropa terlalu banyak melontarkan pernyataan tanpa tindakan konkret. Fadil memprediksi, Kospi masih akan merosot sekitar 2%-3% menuju 1.700-1.750. Hang Seng juga bisa merosot hingga 18.800-19.000.
Kiswoyo AJ, analis Askap Futures, memprediksi sebaliknya. Indeks bursa Asia masih akan rebound di akhir bulan ini. Terlebih dengan harga yang sudah rendah seperti sekarang. Kospi, menurutnya berpeluang ke posisi 1.900, sedangkan Nikkei akan naik ke level 9.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News