Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham di Asia sore ini, Senin (24/7), ditutup beragam (mixed). Menurut tim riset Phillip Sekuritas Indonesia, pergerakan bursa Asia dipengaruhi oleh sikap investor yang mencerna rilis perhitungan awal data Purchasing Managers’ Index (PMI) dari sejumlah negara di kawasan Asia.
Indeks Nikkei 225 mencatatkan kenaikan pertama dalam tiga hari seiring dengan pelemahan nilai tukar mata uang yen Jepang (JPY) karena investor mengurangi ekspektasi akan adanya perubahan pada kebijakan moneter ketika bank sentral Jepang atau Bank Of Japan (BOJ) melakukan pertemuan kebijakan pekan ini.
Sementara itu, indeks Hang Seng dan indeks di China bergerak turun setelah beredar kabar bahwa pemimpin China tidak berencana meluncurkan paket stimulus ekonomi yang besar untuk menopang pertumbuhan ekonomi China yang sedang melambat.
Pemerintah China melalui Komisi Nasional Pembangunan dan Reformasi atau The National Development and Reform Commission (NDRC) mengatakan ingin mengundang partisipasi pihak swasta dalam konstruksi proyek besar nasional.
Baca Juga: Bursa Asia Bergerak Mixed Pada Perdagangan Senin (24/7) Pagi
NDRC akan merekomendasikan investasi swasta disalurkan ke sejumlah industri tertentu yang mempunyai potensi pasar yang besar dan sejalan dengan strategi nasional dan kebijakan industrial.
Sektor-sektor itu antara lain meliputi transportasi, konservasi air, energi ramah lingkungan, infrastruktur baru, manufaktur canggih dan fasilitas pertanian modern.
Dalam beberapa pekan terakhir, investor berspekulasi bahwa paket stimulus ekonomi akan segera diluncurkan untuk menopang ekonomi China yang kehilangan momentum pasca pandemi Covid-19. Namun, investor justru dikecewakan oleh sejumlah kebijakan tambal-sulam yang diumumkan oleh Pemerintah China.
Data pekan lalu memperlihatkan investasi aset tetap (fixed-asset investment) oleh pihak swasta menyusut 0,2% year-on-year (YoY) di semester pertama 2023, berbanding terbalik dengan pertumbuhan 8,1% YoY oleh Pemerintah dan BUMN. Hal ini menjadi tanda betapa lemahnya tingkat kepercayaan sektor swasta terhadap prospek ekonomi China.
Sementara itu, aktivitas dunia usaha di Jepang mencatatkan ekspansi selama tujuh bulan beruntun, terlihat dari perhitungan awal data au Jibun Bank Composite PMI Jepang yang berada di level 52,1 di bulan Juli 2023, tidak berubah dari bulan sebelumnya.
Service PMI Jepang turun tipis ke level 53,9 dari 54,0. Sementara Manufacturing PMI Jepang bertahan di teritori kontraksi dengan merosot ke level 49,4 dari 49,8.
Baca Juga: Menguat Sepanjang Perdagangan, IHSG Ditutup Naik 0,27% ke Level 6.899 Senin (24/7)
Aktivitas dunia usaha di Australia mengalami kontraksi untuk pertama kali sejak Maret 2023. Perhitungan awal data Judo Bank Composite PMI Australia turun ke level 48,3 di bulan Juli dari level 50,1 di bulan Juni.
Service PMI memasuki teritori kontraksi dengan turun ke level 48,0 dari 50,1, sementara Manufacturing PMI sedikit membaik, dengan naik ke level 49,6 dari level 48,2 di bulan Juni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News