kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa Asia bervariasi di awal perdagangan Senin (11/1), dibayangi rencana stimulus AS


Senin, 11 Januari 2021 / 08:28 WIB
Bursa Asia bervariasi di awal perdagangan Senin (11/1), dibayangi rencana stimulus AS
ILUSTRASI. Bursa Asia. ( The Yomiuri Shimbun )


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia dibuka bervariasi pada awal perdagangan Senin (11/1). Pukul 08.22 WIB indeks Taiex menguat 3,33 poin atau 0,03% ke 15.465,62, Kospi naik 102,36 poin atau 3,25% ke 3.254,57, ASX 200 turun 30,37 poin atau 0,45% ke 6.728, Straits Times turun 18,75 poin atau 0,62% ke 2.974,56, dan FTSE Malasysia turun 11,14 poin atau 0,68% ke 1.621,11.  

Pergerakan bursa Asia dipengaruhi oleh kenaikan imbal hasil US Treasury yang berada di level tertinggi 10 bulan karena rencana simulus AS yang baru akan diumumkan pekan ini.

Mengutip Reuters, Senin (11/1), Presiden terpilih Joe Biden akan mengumumkan rencana paket stimulus fiskal baru minggu ini, yang sebagian besar akan dibayar dengan peningkatan pinjaman.

Pada saat yang sama, Federal Reserve sedang mempertimbangkan untuk memberikan tanggung jawab pada kebijakan fiskal dengan Wakil Ketua Richard Clarida mengatakan tidak akan ada perubahan segera pada utang $ 120 miliar yang dibeli Fed setiap bulan.

Baca Juga: Bursa Asia semringah menjelang akhir pekan

Dengan the Fed enggan membeli obligasi bertanggal lebih panjang, imbal hasil Treasury 10 tahun melonjak hampir 20 basis poin pekan lalu menjadi 1,12%, kenaikan mingguan terbesar sejak Juni.

Investor juga mewaspadai politik AS karena tekanan pemakzulan Presiden Trump, meskipun persidangan bisa memakan waktu lama.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang bergerak flat, setelah melonjak 5% pekan lalu ke rekor tertinggi. Indeks Nikkei Jepang tutup karena libur.

"Asia telah melewati krisis global kedua milenium ini dengan mandatnya," kata kepala ekonom ANZ Richard Yetsenga seperti dikutip Reuters.

"Pertumbuhan Asia lebih kuat, dengan sebagian besar demografi dan tingkat utang yang lebih baik, daripada negara-negara maju."

Dia mencatat perputaran keberuntungan antara sektor semikonduktor dan energi menyoroti keberhasilan Asia, mengingat kawasan itu menghasilkan sekitar 45% semikonduktor dunia.

"Untuk pertama kalinya kapitalisasi pasar sektor semikonduktor global melampaui energi," katanya. "Pada saat krisis terakhir, 12 tahun lalu, sektor energi lima kali lebih besar."

Selanjutnya: Mayoritas bursa Asia naik pada awal perdagangan Kamis (7/1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×