kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rupiah Menguat 0,78% Pekan Lalu, Intip Proyeksinya untuk Sepekan ke Depan


Minggu, 05 Mei 2024 / 06:55 WIB
Rupiah Menguat 0,78% Pekan Lalu, Intip Proyeksinya untuk Sepekan ke Depan
ILUSTRASI. Rupiah Masih Jeblok-Karyawan beraktivitas di konter penukaran uang asing di Jakarta, Selasa (16/4/2024). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/17/04/2024


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah mengakhiri pekan ini dengan penguatan. Pada Jumat (3/5), di pasar spot rupiah menguat 0,63% ke Rp 16.083 per dolar Amerika Serikat (AS) dan di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) menguat 0,66% ke Rp 16.094 per dolar AS.

Secara akumulatif, pekan ini di pasar spot dan Jisdor rupiah menguat 0,78% secara mingguan.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah melanjutkan tren penguatan pada akhir pekan akibat investor yang berekspektasi terjadi penurunan data Non-Farm Payroll. Penurunan data tersebut mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja AS mulai melonggar.

"Sehingga mendorong kemungkinan pemotongan suku bunga yang lebih cepat dari The Fed," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (3/5).

Baca Juga: Rupiah Melemah, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Ringgit hingga Baht

Untuk pekan lalu, Josua juga melihat pergerakan rupiah diwarnai dari sentimen suku bunga. Penguatan rupiah sepanjang pekan lalu pun akibat sentimen FOMC serta ekspektasi melonggarnya pasar tenaga kerja AS.

Pengamat komoditas dan mata uang Lukman Leong sependapat bahwa menguatnya rupiah di pekan lalu didorong dari sikap The Fed yang cenderung dovish pada FOMC. Hanya saja, diperkirakan sentimen tersebut tidak akan bertahan lama, mengingat prospek suku bunga The Fed masih belum berubah.

Untuk pekan depan, dengan absennya data ekonomi penting dari eksternal, investor akan beralih pada data domestik, yaitu PDB kuartal I dan cadangan devisa Indonesia.

"Namun sebelum itu, data pekerjaan AS NFP juga akan mempengaruhi rupiah sepekan ke depan," paparnya.

Lukman memperkirakan pekan depan rupiah akan terkoreksi lantaran PDB Indonesia diperkirakan akan terkontraksi, sedangkan cadangan devisa juga diperkirakan akan turun. Ia pun memperkirakan rupiah akan bergerak d irentang Rp 16.050 - Rp 16.200 per dolar AS pada Senin (6/5).

Sementara dalam sepekan, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 16.000 - Rp 16.350 per dolar AS.

Baca Juga: Bertenaga, Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 16.083 Per Dolar AS Pada Hari Ini (3/5)

Sementara Josua berpandangan lebih positif, sejalan dengan rilis data ketenagakerjaan AS serta data pertumbuhan PDB Indonesia. Ia memperkirakan data-data tersebut akan mendukung sentimen risk-on berlanjut dan berpotensi mendorong apresiasi nilai tukar hingga di bawah Rp 16.000 pada pekan depan.

"Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp 15.950 - Rp 16.100 sepanjang pekan depan," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×