kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.777.000   23.000   1,31%
  • USD/IDR 16.870   0,00   0,00%
  • IDX 5.968   -28,15   -0,47%
  • KOMPAS100 844   -3,39   -0,40%
  • LQ45 669   1,60   0,24%
  • ISSI 186   -0,64   -0,35%
  • IDX30 353   0,28   0,08%
  • IDXHIDIV20 432   5,08   1,19%
  • IDX80 96   -0,04   -0,04%
  • IDXV30 101   -0,42   -0,41%
  • IDXQ30 118   1,53   1,32%

Bursa AS terdongkrak kebijakan QE Eropa


Kamis, 05 Maret 2015 / 22:10 WIB
Bursa AS terdongkrak kebijakan QE Eropa
ILUSTRASI. Kompleks gedung kantor pusat Kementerian Keuangan di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.


Sumber: Bloomberg | Editor: Uji Agung Santosa

NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat. Indeks Dow Jones dibuka naik 0,15% menjadi 18.126,27. Sedangkan Standard & Poor’s 500 Index naik 0,1% menjadi 2.100,68 pada pukul 9:32 a.m di New York. 

Penguatan indeks bursa AS terjadi setelah perusahaan dan investor mengetahui secara rinci kebijakan stimulus melalui pembelian obligasi yang akan dilakukan oleh Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB)

Dengan adanya kepastian itu, saham-saham sejumlah perusahaan mengalami peningkatan. Antara lain saham Pharmacyclics Inc yang naik 11% setelah AbbVie Inc mengumumkan keinginan untuk membeli perusahaan ini senilai US$ 21 miliar. Sementara itu saham Mallinckrodt Plc naik 4,4% setelah menutup pembelian saham Ikaria.Inc senilai US$ 2,3 miliar. 

Mark Luschini, Chief Investment Strategist Janney Capital Management LLC mengatakan, seluruh negara Eropa menyambut baik kebijakan quantitative easing yang dilakukan ECB. "Kebijakan ini akan mendorong perekonomian dalam beberapa tahun ke depan," katanya, Kamis (5/3).

Presiden ECB Mario Draghi sebelumnya telah mengumumkan rencana pembelian pertama obligasi Eropa. Langkah ini dilakukan untuk menstimulus ekonomi Eropa dan melawan deflasi. 

Rencananya ECB akan mulai melakukan pembelian aset mulai pekan depan senilai 60 miliar euro (US$ 66 miliar) per bulan. Dengan langkah ini maka ECB mentargetkan tingkat inflasi di bawah 2%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×