kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bursa AS melemah menunggu data tenaga kerja


Rabu, 04 Maret 2015 / 22:16 WIB
Bursa AS melemah menunggu data tenaga kerja
ILUSTRASI. Petugas melayani wajib pajak di salah satu kantor pelayanan pajak pratama di Jakarta, Kamis (29/12/2022). Target Dikerek, Berikut Strategi Pemerintah Capai Target Penerimaan Pajak 2024.


Sumber: Bloomberg | Editor: Uji Agung Santosa

NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat melemah. Indeks Standard & Poor’s 500 turun 0,8% pada pukul 9.30 di New York sedangkan indeks Dow Jones turun 0,7%. 

Pelemahan bursa Amerika terjadi karena investor masih menunggu hasil pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) dan laporan angka tenaga kerja Amerika. "Pasar sepertinya sudah kehabisan tenaga untuk berlari," kata Michael Block, Chief Equity Strategist  Rhino Trading Partners LLC di New York, Rabu (4/3).

Michael Block berharap, hasil pertemuan ECB dan laporan angka tenaga kerja AS yang baik bisa menjadi bahan bakar baru bagi bursa AS.  

Seperti diketahui, pengumuman angka tenaga kerja di AS bisa menjadi sinyal naik atau tidaknya suku bunga. Jika laporan angka tenaga kerja membaik, maka menjadi sinyal hijau bahwa The Fed akan menaikkan suku bunganya. Namun jika tidak, kenaikan suku bunga bisa lebih lama.

Sebelumnya, sejumlah ekonom memperkirakan angka tenaga kerja non pertanian pada Februari 2015 naik 235.000 dari bulan sebelumnya. Sementara itu angka tenaga kerja turun menjadi 5,6% dasi sebelumnya 5,7% pada Januari 2015.

Selain menunggu pengumuman angka tenaga kerja, investor juga menunggu keputusan program utang Bank Sentral Eropa. Sebelumnya Presiden ECB Mario Draghi telah mengumumkan program quantitative-easing senilai 1,1 triliun euro (US$ 1,2 triliun) untuk mentimulus ekonomi yang melambat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×