kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bursa AS rontok karena politik & profit taking


Jumat, 18 Agustus 2017 / 05:17 WIB
Bursa AS rontok karena politik & profit taking


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Pasar saham Amerika Serikat (AS) anjlok dengan penurunan lebih dari 1%. Penurunan paling dalam terjadi pada Nasdaq Composite yang turun 1,94% ke level 6.221,91. 

Indeks S&P 500 merosot 1,54% ke level 2.430,01. Sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 1,24% ke 21.750,73. Cisco System merupakan salah satu saham dengan penurunan terbesar. Penjualan lini bisnis andalan perusahaan ini tumbuh lebih rendah ketimbang prediksi.

Pasar saham mulai turun pada awal perdagangan setelah munculnya kekhawatiran bahwa Gary Cohn akan mundur dari jabatannya sebagai direktur National Economic Council. "Situasi ini mengecewakan investor yang menunggu reformasi pajak," kata Mike Beale, managing director US Bank Private Client Reserve kepada CNBC

Setelah terbukti bahwa kabar itu cuma spekulasi, pasar saham sedikit membaik. "Pasar saham juga sudah naik dalam beberapa hari, tak heran ada profit taking," kata Anthony Conroy, president Abel Noser.

Pada siang hari, Gedung Putih mengungkapkan bahwa Gary Cohn akan tetap di posisinya sebagai direktur NEC. "Gary fokus pada tanggung jawabnya sebagai direktur NEC dan laporan yang menyebut sebaliknya adalah 100% salah," ungkap pernyataan resmi Gedung Putih, Kamis (17/8).

Meski telah ada pengumuman soal Cohn, pasar saham tetap turun. salah satu penyebabnya adalah adanya sebuah van yang menabrak pejalan kaki di Barcelona, Spanyol. Di sisi lain, masih ada sedikit kekhawatiran soal kestabilan ekonomi AS. "Risiko kebijakan Washington masih ada hingga 60 hari ke depan," kata Larry McDonald, kepala strategi makro ACG Analystics.

Kongres AS sedang reses. Setelah kembali, Kongres akan membahas pagu utang. Pada 2011 ketika AS menghadapi persoalan yang sama, Kongres bertindak lelet dan ini menimbulkan penurunan rating AS oleh Standard & Poor. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×