kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bumi Serpong Damai membidik pendanaan senilai Rp 9 triliun


Kamis, 28 Juni 2018 / 07:30 WIB
Bumi Serpong Damai membidik pendanaan senilai Rp 9 triliun


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) akan mengeduk pendanaan dari penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMT-HMETD). Dari aksi korporasi itu, BSDE membidik Rp 9 triliun, dengan asumsi harga Rp 1.698 per saham.

Direktur BSDE Hermawan Wijaya mengatakan, dana hasil PMT-HMETD akan digunakan untuk membeli lahan, mendukung infrastruktur dan menambah modal kerja. "Penambahan lahannya masih di sekitar BSD City," ujar dia, Rabu (27/6).

Manajemen BSDE menetapkan porsi PMT-HMETD maksimal 10% saham, dengan waktu eksekusi dua tahun. Alhasil, PMT-HMETD bisa dilakukan kapan pun selama sesuai dengan rentang waktu yang ditetapkan.

Manajemen BSDE belum bisa menyebutkan secara pasti kapan aksi PMT-HMETD dilaksanakan. Saham BSDE bisa ditawarkan ke investor asing maupun lokal. Untuk aksi korporasi tersebut, BSDE juga sudah mengantongi restu dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar kemarin.

Proses sederhana

Selama tidak melewati batas maksimal rasio PMT-HMETD sebesar 10% dalam kurun dua tahun, BSDE membuka segala penawaran. "Namun setidaknya kami sudah menetapkan harga minimum Rp 1.698 per saham. Jadi kami ingin kalau bisa di atas itu," tutur Hermawan.

Ada dua pertimbangan BSDE menggelar PMT-HMETD. Pertama, porsi saham lama bakal terdilusi, namun tak terlalu besar. "Sedangkan bagi kami, Non HMETD ini lebih sederhana prosesnya dan lebih cepat dibandingkan rights issue secara umum," imbuh Hermawan.

Bumi Serpong Damai memiliki dua opsi pendanaan, yakni utang dan ekuitas. Manajemen BSDE memiliki perhitungan tertentu kapan harus mengajukan utang dan kapan harus menambah modal agar rasionya tetap terjaga. "Kami suka dengan tingkat debt to equity ratio (DER) yang terjaga, sekarang sekitar 40% gross-nya. Jadi kami coba untuk menjaga DER," ujar Hermawan.

BSDE belum memiliki identitas investor secara spesifik untuk merealisasikan PMT-HMETD. Namun, Hermawan menyatakan sudah ada pembicaraan dengan beberapa investor. "Belum bisa kami sebut, karena belum difinalisasi," tandas Hermawan.

Buyback saham

BSDE berencana membeli kembali (buyback) sahamnya di pasar dalam waktu 18 bulan ke depan. Langkah ini bertujuan mengangkat harga saham yang dinilai sudah turun di bawah harga wajarnya.

Rencana buyback sudah mendapatkan restu rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) kemarin. "Harga saham kami dibandingkan nilai company sebenarnya terlalu murah," ujar Hermawan.

Dari total dana yang dialokasikan senilai Rp 3,26 triliun untuk buyback, BSDE masih mencari strategi yang tepat untuk merealisasikannya. "Kalau kami lihat, harga sekarang sekitar Rp 1.660, itu pun sudah termasuk rendah," kata Hermawan.

Hermawan menjelaskan, pelaksanaan buyback pertama kali akan menjadi harga tertinggi. Selanjutnya, manajemen akan membeli saham di bawah harga tersebut. "Buyback akan dilakukan bertahap, enggak mungkin sekaligus," ujar dia.

Soal frekuensinya, Hermawan mengatakan tergantung kondisi pasar. Dia mencontohkan, apabila kondisi pasar jelek, manajemen BSDE akan menunggu saat harga berada di bawah, sehingga hasil yang diperoleh bisa lebih optimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×