kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bulan puasa akan jadi momentum perbaikan permintaan emiten barang konsumsi


Kamis, 18 Maret 2021 / 18:44 WIB
Bulan puasa akan jadi momentum perbaikan permintaan emiten barang konsumsi
ILUSTRASI. Momentum bulan puasa tahun ini diperkirakan akan menjadi sentimen positif bagi emiten barang konsumsi.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Momentum bulan puasa tahun ini diperkirakan akan menjadi sentimen positif bagi emiten barang konsumsi,  setelah tahun lalu bulan puasa bertepatan dengan pembatasan sosial secara ketat.

Direktur Keuangan PT Kino Indonesia Tbk (KINO) Budi Muljono mengamini, pihaknya melihat ada momentum kenaikan permintaan di bulan puasa ini. “Karena memang ini merupakan festive period meskipun kondisi makroekonomi belum terlalu membaik,” terang Budi kepada Kontan.co.id, Kamis (18/3).

Budi melanjutkan, beberapa produk kemungkinan akan mendapat kenaikan terutama produk yang berkaitan dengan bulan puasa seperti produk minuman.

Nashrullah Putra Sulaeman, analis Samuel Sekuritas Indonesia menyebut, datangnya bulan Ramadan mungkin dapat membantu kembali membuat masyarakat lebih percaya diri untuk melakukan konsumsi. “Karena terlihat juga PSBB sudah mulai longgar dan penyesuaian terhadap new normal,” terang Nashrullah kepada Kontan.co.id, Kamis (18/3).

Baca Juga: Jelang Ramadan, ini saham-saham barang konsumsi yang bisa dilirik

Nashrullah optimistis, momentum Ramadan bisa meningkatkan pertumbuhan pendapatan dari sektor barang konsumsi, khususnya antisipasi terkait permintaan bahan makanan yang melonjak.

Hanya saja, yang masih menjadi kekhawatiran dari sektor ini adalah harga-harga komoditas agro (soft commodity) seperti jagung, kedelai, dan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang melonjak naik. Hal ini berpotensi menekan margin dari emiten sektor barang konsumsi.

Akan tetapi secara valuasi, sektor konsumer ini cukup menarik. Hal ini karena koreksi yang terjadi di awal tahun kemarin membuat saham-saham barang konsumsi terlihat lebih murah, harga beli atau entry point lebih menarik, dan risiko penurunan pun semakin terbatas.

Nashrullah menyematkan rating buy saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan  target harga di Rp 7.900 dan buy saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dengan target harga di Rp 970.

Baca Juga: IHSG menguat 6.347 pada Kamis (18/3), net buy asing terbesar di saham bank BUMN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×