kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Jelang Ramadan, ini saham-saham barang konsumsi yang bisa dilirik


Kamis, 18 Maret 2021 / 18:34 WIB
Jelang Ramadan, ini saham-saham barang konsumsi yang bisa dilirik
ILUSTRASI. Salah satu sektor yang diyakini mendulang untung di tengah sentimen Ramadan adalah emiten barang konsumsi.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurang dari sebulan, masyarakat Indonesia akan memasuki bulan Ramadan. Salah satu sektor yang diyakini mendulang untung di tengah sentimen Ramadan adalah emiten barang konsumsi.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Setya Ardiastama menyebut, momentum puasa-lebaran kali ini berpotensi lebih baik dibandingkan pada tahun lalu. Hanya saja, pertumbuhan permintaan dinilai tidak signifikan. Hal tersebut seiring dengan daya beli masyarakat pada kuartal pertama dan kedua tahun ini yang masih berpotensi melambat.

“Tekanan pada saham-saham di industri konsumsi masih berpotensi terjadi, tapi pelaku pasar dapat menaruh perhatian pada strategi manajemen dalam mengantisipasi penurunan kinerja,” terang Okie kepada Kontan.co.id, Kamis (18/3).

Senada, Helen, Analis Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan, tingkat konsumsi masyarakat pada lebaran kali ini diproyeksikan akan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Mengingat tahun lalu ada pembatasan sosial (PSBB) ketat, pembatasan dan penutupan pusat perbelanjaan, serta himbauan untuk tidak mudik,” terang Helen, Kamis (18/3).

Baca Juga: Sebentar Lagi Ramadan, Buruh Berharap Kebijakan THR Tak Lagi Diangsur

Helen melanjutkan, momen puasa dan Lebaran memang menjadi katalis positif untuk sejumlah sektor karena tingkat konsumsi masyarakat yang cenderung meningkat sehingga diharapkan dapat mendorong kinerja emiten. Sektor yang biasa mendapatkan momen tersebut seperti makanan dan minuman seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR).

Selain itu, emiten ritel dan poultry seperti PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) juga berpotensi meraup berkah di tengah sentimen datangnya bulan Ramadan.

Okie menyebut,pemulihan ekonomi global yang diproyeksikan baru akan terlihat pada kuartal ketiga dan keempat dinilai dapat menjadi momentum pada perbalikan harga saham emiten industri konsumsi. Alhasil, investor perlu menyesuaikan dengan startegi dari investasi berdasarkan kriteria risiko masing-masing.

Adapun rekomendasi Okie terhadap sejumlah saham barang konsumsi antara lain beli saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan target harga Rp 6.950, hold INDF dengan target harga Rp 6.150, beli saham ICBP dengan target harga Rp 9.375, hold saham MYOR dengan target harga Rp 2.750, serta beli saham SIDO dengan target harga Rp 840.

Baca Juga: Mandiri Spending Index: Belanja masyarakat di awal 2021 membaik

Sementara Helen merekomendasikan untuk mempertimbangkan buy on weakness saham ICBP, INDF, MYOR, MAPI, RALS, ACES, CPIN, JPFA, dan MAIN.

Secara year-to-date, sejumlah saham barang konsumsi memang masih berada di zona merah. Misalkan saja saham UNVR yang terkoreksi 10,20% sejak awal tahun. Secara sektoral pun, indeks sektor barang konsumsi masih terkoreksi 6,49% sejak awal tahun, serta menjadi indeks sektoral dengan penurunan terdalam di bursa.

Helen melihat, kontraksi saham sektor barang konsumsi disebabkan oleh sejumlah faktor, diantaranya pergantian alokasi saham. Hal ini karena di tahun 2021, muncul harapan pemulihan ekonomi terutama dengan adanya program vaksinasi. Ketika ekonomi pulih, pasar cenderung beralih ke sektor yang memiliki pertumbuhan tinggi dan melepas saham defensif.

Selain itu, valuasi saham defensif juga biasanya premium, serta belum pulihnya daya beli masyarakat. Namun, untuk jangka panjang, sektor konsumer masih menarik karena ditopang oleh jumlah penduduk yang besar, banyaknya kelas menengah, serta perubahan gaya hidup masyarakat yang senang dengan hal yang praktis dan mudah.

Baca Juga: Terkontraksi sejak awal tahun, begini rekomendasi saham barang konsumsi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×