kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Bukan saham gorengan, tapi ini penyebab transaksi harian di BEI turun


Kamis, 30 Januari 2020 / 08:15 WIB
Bukan saham gorengan, tapi ini penyebab transaksi harian di BEI turun
ILUSTRASI. Karyawan melewati monitor pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Plaza Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (24/1/2020).


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) sebut penurunan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) lebih disebabkan oleh kondisi global. Lantaran, secara regional, RNTH Asean 6 mengalami penurunan kecuali Thailand yang tumbuh 18%. 

Indonesia dan Malaysia mengalami penurunan 22,5% sejak awal tahun hingga Jumat (24/1) bila dibandingkan full year 2019. 

Baca Juga: Ini saham baru yang jadi anggota indeks Pefindo25 periode Februari-Juli 2020

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa (AB) Laksono Widodo mengatakan, pengaruh adanya saham gorengan terbilang kecil terhadap penurunan nilai transaksi harian. Dia mengatakan, porsi transaksi sekitar 40 saham gorengan terhadap RNTH 2019 hanya sekitar 8,3%.   

"Jadi kalau dibilang ada pengaruhnya ya ada, tetapi tidak terlalu besar. Pengaruhnya memang secara global perdagangan di Asean enam turun kecuali Thailand, jadi ada shifting nih yang bermain di ASEAN banyak invest di Thailand karena berbagai hal kondisi makro," jelas Laksono kepada Kontan saat ditemui di kantornya, Rabu (29/1). 

Baca Juga: Ini Penyebab IHSG Anjlok dan Bursa Saham Lesu

Sebelumnya, BEI memang telah mengatakan ada sekitar 40 saham terindikasi sebagai saham gorengan. Hanya saja BEI belum akan melakukan publikasi kepada publik. 

Sebagai perlindungan kepada investor, kata Laksono, BEI telah menyediakan informasi soal unusual market activity (UMA), suspensi dan notasi khusus.

"Itu sebenarnya sudah menjadi sinyal mana perusahaan yang harus hari-hati. Kita tidak bisa menutup keinginan investor untuk melakukan transaksi yang sifatnya spekulasi. Tetapi kita sudah kasih tahu saham-saham ini memiliki risiko," jelas Laksono. 

Baca Juga: BEI dan KSEI Mengakui Ada Rekening Investor Terkena Blokir Terkait Kasus Jiwasraya

Lebih lanjut, Laksono mengatakan, bursa akan terus melakukan edukasi kepada investor untuk memperbaiki kondisi pasar. Di mana, mereka akan menekankan investor untuk melihat pada fundamental perusahaan dan fokus pada pengenalan tindakan bursa seperti memberi pengertian soal UMA dan notasi khusus. 

"Kalau kamu investor, di luar saham yang sekitar 40 ini mestinya tidak perlu khawatir," imbuh dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×