Reporter: Astri Kharina Bangun |
JAKARTA. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) masih merancang rencana bisnis dengan Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI) pasca sinergi yang dilakukan keduanya pada Maret 2012.
Direktur Corporate Services Bakrie Telecom Rakhmat Junaidi memaparkan, diskusi terus dilakukan terutama untuk integrasi sehingga masing-masing bisa mencapai keuntungan yang optimal. Diskusi mencakup rencana produk dan segmen bisnis yang akan disasar.
"Kami harapkan tahun ini bisa rampung dari sisi administrasi tapi proses integrasinya akan cukup panjang. Business plan belum selesai," ujar Rakhmat, Senin (6/8).
Sekedar mengingatkan, BTEL menggandeng Grup Sampoerna melalui transaksi tukar guling saham BTEL dan STI. BTEL akan menguasai 35% saham STI dan memperoleh opsi menguasai 100% saham STI dalam tiga tahun mendatang. Kedua pihak telah meneken penjualan bersyarat perjanjian jual beli (CSPA) tersebut, pada 13 Maret 2012.
Sebelumnya, Direktur Utama BTEL Anindya Bakrie mengungkapkan perseroan berencana menerbitkan saham baru senilai Rp 755 miliar. BTEL akan melepas 10% dari total saham Bakrie Telecom atau sebanyak 2,8 miliar saham dengan harga minimum Rp 265 per unit.
Dana hasil penjualan saham baru tersebut sebanyak 25% akan dialokasikan untuk membayar obligasi perusahaan, 25% untuk membeli saham STI, dan 50% untuk biaya modal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News