Reporter: Arie Febstyo | Editor: Ruisa Khoiriyah
JAKARTA. Lembaga pemeringkat Fitch Ratings menilai kemampuan likuiditas BTEL sudah dalam tahap Rating Watch Negative (RWN). Pada tahap itu berarti dalam tiga bulan ke depan peluang penurunan rating BTEL sekitar 50%.
Status RWN mencerminkan perseroan tidak memiliki cukup likuiditas untuk memenuhi kewajiban pelunasan obligasi senilai Rp 650 miliar. Obligasi itu jatuh tempo pada 4 September 2012 mendatang. Pada akhir Maret 2012, kas dan setara kas BTEL tercatat hanya Rp 215,29 miliar.
"Ikatan (usaha) dengan STI, termasuk akuisisi 35% saham STI, secara meterial tidak memperbaiki kemampuan finansial BTEL," ujar Nitin Soni, Analis Fitch Ratings Singapore Pte Ltd dalam pernyataaan resminya, kemarin.
Tidak hanya itu, Nitin juga mengatakan, kerjasama dengan STI tidak merubah BTEL menjadi perusahaan yang kompetitif di industri telekomunikasi.
Edy Kho, analis UOB Kay Hian, menilai, ganjaran Fitch Ratings untuk peringkat Bakrie Telecom berikut assestment terkait kondisi likuiditasnya, makin memuramkan wajah emiten Bakrie itu. "Para investor takut memegang surat utang mereka, prospek saham juga semakin tertekan," kata dia.
Manajemen Bakrie Telecom, menurut Edy, harus bekerja lebih keras memperbaiki kondisi perusahaan sehingga belitan masalah likuiditas bisa terurai.
"Mereka harus mendapatkan partner baru sehingga arus kas menjadi aman untuk membayar utang obligasi," ujarnya.
Rekomendasi Edy untuk saham BTEL, neutral. "Tidak ambil posisi beli," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News