Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Emiten properti, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) optimistis dalam dua bulan ke depan bisa megantongi pendanaan sekitar Rp 4,2 triliun untuk proyek ruas tol Serpong-Balaraja. Saat ini, perseroan tengah menjajaki pinjaman dari satu bank pemerintah.
Konsorsium BSDE yang memenangkan tender proyek tol sepanjang 30 kilometer (km) telah membentuk perusahaan patungan atau Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk menggarap proyek tersebut, yakni PT Trans Bumi Serbaraja. Bahkan, pemerintah juga telah meneken Perjanjian Penguasaan Jalan Tol (PPJT) untuk ruas tersebut.
Direktur Utama BSDE Fransiskus Xaverius Ridwan Darmali mengatakan, perusahaan akan memproses pendanaan proyek yang nilainya mencapai Rp 6 triliun tersebut. "Kami sedang bicara dengan satu bank, tapi mereka pasti sindikasi. Pasti bisa diperoleh (dalam dua bulan ke depan)," katanya di Jakarta, Jumat (10/6).
Ridwan memastikan kontruksi proyek tersebut tetap akan dimulai tahun ini, karena pembebasan lahan di seksi I sepanjang 10 km sudah lebih dari 80%. Dia bilang, proses selanjutnya yang harus dikerjakan oleh Trans Bumi Serbaraja adalah penetapan desain dan proses tender kontruksi.
Adapun pendanaan untuk proyek tersebut 30% berasal dari kas internal dan 70% bersumber dari pinjaman bank. Sementara BSDE memegang porsi 50% dari ruas tol tersebut, 25% digenggam PT Astratel Nusantara, dan 25% sisanya dimiliki PT Transindo Karya.
Ridwan bilang, ketiga pemilik saham tersebut telah menyetor penyertaan modal untuk tahap awal dan selanjutnya akan dilakukan penambahan penyertaan modal sampai terpenuhi 30% dari total investasi atau sekitar Rp 1,8 triliun.
Sebagian besar lahan ruas tol Serpong-Balaraja merupakan lahan BSDE. Oleh karena itu, perseroan berpotensi mengantongi dana sekitar Rp 900 miliar dari penjualan lahan ke BUJT ruas tol tersebut. Hanya saja manajemen pengembang BSD City tersebut belum bisa memastikan apakah penjualan lahan tersebut akan diperoleh tahun ini.
Sebelumnya, Lie Jani Harjanto, Direktur BSDE mengatakan, total penjualan lahan tersebut nantinya akan masuk ke pendapatan BSDE. Hanya saja, perseroan belum memasukkan itu dalam target marketing sales yang dipatok tahun ini sebesar Rp 6,9 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News