Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua emiten Grup Barito, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan anak usahanya PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) sama-sama irit dalam membagikan dividen tahun buku 2024. Ada indikasi bahwa kedua emiten tersebut bakal fokus dalam melakukan ekspansi bisnis pada masa mendatang.
Sebagai informasi, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Kamis (19/6), pemegang saham menyetujui penggunaan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BRPT sebesar US$ 56,5 juta pada 2024 untuk beberapa keperluan.
Dana sebesar US$ 560.000 atau setara dengan 1% laba bersih akan disisihkan sebagai cadangan sesuai dengan ketentuan Pasal 70 ayat (1) UU Perseroan Terbatas. "Sisa dana sebesar US$ 55,9 juta atau setara dengan 99% akan dicatat sebagai laba ditahan untuk membiayai kegiatan usaha Perseroan," tulis manajemen BRPT dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Kamis (19/6).
Dengan kata lain, BRPT absen membagikan dividen tunai kepada para pemegang sahamnya dari hasil laba bersih perusahaan tahun 2024.
Baca Juga: Bayar Utang, Barito Pacific (BRPT) Berencana Terbitkan Obligasi Rp 1 Triliun
Sehari sebelumnya, RUPST yang digelar BREN telah memutuskan bahwa emiten milik Prajogo Pangestu tersebut tidak membagikan dividen tunai final kepada para pemegang sahamnya. BREN telah mengalokasikan dana US$ 31,75 juta atau 26% dari laba bersih tahun buku 2024 yang berjumlah US$ 122,1 juta sebagai dividen interim. Dividen tersebut telah dibagikan 20 Desember 2024 silam.
BREN menyisihkan 1% laba bersih tahun buku 2024 sebagai cadangan, sedangkan sisa dana sebesar US$ 89,13 juta atau setara 73% dari total laba bersih ditetapkan sebagai laba ditahan. Tujuannya untuk membiayai kegiatan usaha BREN pada masa mendatang.
Direktur Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus menilai, baik BRPT maupun BREN merupakan emiten yang tergolong memiliki capital expenditure (capex) tinggi. Maka tak heran apabila sebagian besar laba bersih mereka digunakan untuk mendukung ekspansi dan pengembangan bisnis.
Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan menimpali, langkah BRPT yang tidak membagikan dividen dan BREN yang hanya menebar dividen interim mencerminkan fokus strategis Grup Barito dalam memperkuat ekspansi usaha sekaligus struktur keuangan jangka panjang.
Langkah tersebut sejalan dengan fase pertumbuhan Grup Barito itu sendiri. Asal tahu saja, BREN sedang agresif mengembangkan portofolio bisnisnya di sektor energi terbarukan, sedangkan BREN berusaha menjaga fleksibilitas keuangan untuk menopang anak usaha dan fokus pada proyek hilirisasi petrokimia.
“Alokasi laba untuk dukungan kegiatan usaha diyakini dapat memperkuat fundamental kedua emiten ini dalam jangka menengah, meski berpotensi kurang menarik bagi investor yang fokus pada dividen,” terang Ekky, Kamis (19/6).
Terlepas dari itu, saham-saham Grup Barito dipandang tetap layak dipertimbangkan oleh investor yang berorientasi pada perusahaan yang sedang bertumbuh. Selama proyek ekspansi berjalan sesuai rencana, maka valuasi jangka panjang emiten Grup Barito tetap prospektif bagi investor, terutama BREN yang bisnisnya sejalan dengan tren transisi energi hijau.
Daniel berpendapat, valuasi saham BRPT dan BREN sudah mulai masuk di jajaran premium. Namun, kedua emiten ini tetap menawarkan daya tarik lebih seiring maraknya aksi korporasi yang mereka lakukan dalam beberapa waktu terakhir. “Banyak aksi korporasi di Grup Barito, sehingga mendapat banyak katalis positif untuk saham-saham di dalamnya,” tutur dia, Kamis (19/6).
Sebagai pengingat, di hari yang sama dengan RUPST, BRPT juga mengumumkan rencana penerbitan Obligasi Berkelanjutan IV Barito Pacific Tahap I Tahun 2025 dengan nilai pokok sebanyak Rp 1 triliun.
Baca Juga: Absen Bagi Dividen, Barito Pacific (BRPT) Optimalkan Laba 2024 untuk Kegiatan Usaha
Daniel tidak memberi rekomendasi saham untuk BRPT dan BREN. Walau begitu, harga saham BRPT ditargetkan berada di level Rp 1.600 per saham, sementara BREN ditargetkan dapat menyentuh level Rp 6.800 per saham.
Ekky menyarankan investor untuk hold atau akumulasi kembali saham BREN di bawah level support Rp 6.000 per saham dengan target jangka panjang di kisaran Rp 8.600—9.000 per saham. Untuk BRPT, dia merekomendasikan investor untuk mulai akumulasi di area Rp 1.200—1.300 per saham dengan target jangka panjang di kisaran Rp 1.800 per saham.
Selanjutnya: KKP Targetkan Pembangunan Sentra Produksi Garam di NTT Serap 26.000 Tenaga Kerja
Menarik Dibaca: 5 Tanaman yang Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental Anda, Ada Lidah Buaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News