Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
Niko menilai, keinginan perseroan memiliki 10% pangsa pasar pada tahun 2026-2027 merupakan target yang realistis. Pihaknya meyakini bahwa ISAT dapat memanfaatkan upaya kolektif untuk adopsi FMC.
“Kami juga memperkirakan bahwa (fixed wireless access/FWA) akan mendapatkan dorongan penetrasi ketika 5G diluncurkan untuk meningkatkan pengalaman pengguna,” sambungnya.
Di tengah ekspansi yang dilakukan perseroan, BRI Danareksa merevisi sedikit pendapatan dan laba bersih ISAT. Perkiraan pendapatan ISAT diturunkan menjadi Rp 51,21 triliun dari Rp 51,61 triliun dan laba bersih dari Rp 3,61 triliun menjadi Rp 3,19 triliun.
Baca Juga: Starlink Masuk Indonesia, Peluang Emiten Telko Garap B2B Makin Besar
“Ini mempertimbangkan belanja modal yang akan segera dibebankan pada OPEX dan sewa pembiayaan menara,” terangnya.
Sementara untuk EBITDA proyeksinya ditingkatkan dari Rp 22,89 triliun menjadi Rp 23,39 triliun.
BRI Danareksa Sekuritas menegaskan kembali rekomendasi buy ISAT dengan target harga Rp 11.100 per saham Per Senin (25/9), harga saham ISAT melemah 0,75% ke Rp 9.900 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News