Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Noverius Laoli
Selain itu, sektor telekomunikasi mulai menarik perhatian seiring adanya tanda-tanda perbaikan harga paket data, setelah sebelumnya tertekan oleh perang harga.
Dari sejumlah emiten, Ia mengungkapkan tertarik dengan PT Indosat Tbk (ISAT) karena dinilai memiliki efisiensi operasional yang baik dan margin yang terjaga.
Untuk strategi jangka pendek, sektor komoditas logam mulia dan logam dasar dinilai menarik di tengah tren pelemahan dolar AS dan kekhawatiran terhadap inflasi global.
“Emiten seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) disebut berpeluang mendapatkan sentimen positif,” tambahnya.
Baca Juga: IHSG Terkoreksi 0,47% dalam Sepekan, Berikut Sentimen Pemicunya
Sektor properti dan perbankan juga masuk dalam radar, didorong oleh kemungkinan penurunan suku bunga acuan sebanyak satu kali hingga akhir tahun.
Namun untuk sektor perbankan, Erindra mengingatkan bahwa secara fundamental masih terdapat tantangan yang bisa membatasi pertumbuhan laba.
Sementara itu, sektor teknologi masih berada dalam fase wait and see. Erindra menilai masih ada tekanan terhadap emiten teknologi seperti GOTO yang belum mencapai target margin, serta adanya ketidakpastian mengenai dampak tarif layanan digital.
Selanjutnya: Pembiayaan Emas BCA Syariah Melesat 241,7% Menjadi Rp 304 Miliar per Mei 2025
Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok 7-8 Juli, Siaga Hujan Lebat di Provinsi Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News