Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Sebab menurutnya, secara legal dan historisnya, keputusan RUPSLB bersifat mutlak sehingga bisa mencoreng prinsip GCG perusahaan tersebut. Di sisi lain, investor lokal juga berpotensi untuk hengkang sejenak dari saham bank bersandi BBRI dan BBTN.
Hanya saja, prediksi Henky jumlahnya tidak akan akan terlalu jumbo dari segi investor lokal. Dus, Ia meramal saham BBRI dan BBTN akan mengalami negatif namun tidak dalam jangka panjang. "Mestinya ada dampak tapi minimum saja. Kami (investor) melihatnya ke kinerja perusahaan juga," lanjutnya.
Baca Juga: Sektor aneka industri mencetak kinerja terburuk, ini rekomendasi analis
Senada, Analis Artha Sekuritas Frederik Rasali menyebut dengan adanya kejadian RUPSLB ini dipastikan bakal memberi sentimen negatif pada harga saham perusahaan. Selain itu, proyeksi atau perbaikan nilai saham baru akan terkoreksi setelah kondisi telah stabil.
Wajar, menurut Frederik kasus GCG bisa berdampak negatif pada keputusan investor. "Apakah anda berani merisikokan uang Anda pada perusahaan yang secara bisnis tidak maksimal? Bila tidak, maka investasi pada perusahaan dengan GCG yang baik untuk mengurangi risiko tersebut," terangnya.
Kendati demikian, untuk prospek bisnis BBTN dan BBRI dinilai masih cukup solid. Lantaran kedua emiten merupakan bank BUMN yang sangat erat dengan kepentingan ekonomi negara.
BBRI sesuai dengan ekonomi mikro, kecil dan menengah. Sedangkan BBTN sudah punya pangsa pasar di perumahan rakyat. "Secara bisnis harusnya masih bagus selama ekonomi Indonesia tumbuh sesuai prediksi," imbuh Frederik.
Baca Juga: IHSG menguat, simak rekomendasi saham ANTM, ASRI, INDY dan ACES
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News