Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat naik 1,53% sejak awal tahun hingga hari ini, Kamis (29/8). Tapi, lima dari 10 indeks sektor masih mencetak penurunan tebal. Kinerja terburuk tampak pada sektor aneka industri yang menurun 17,53% secara year to date.
Emiten dengan bobot terbesar pada sektor ini, PT Astra International Tbk (ASII) mencatat penurunan harga saham hingga 21,88% sejak awal tahun. Head of Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyampaikan 70% dari kapitalisasi aneka industri ada pada saham ASII.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, kinerja ASII belum menunjukkan performa yang gemilang. Nafan menilai, kinerja ASII justru tertekan.
Baca Juga: Net sell asing mencapai Rp 9,14 triliun di bulan Agustus, ini sebabnya
Meski pendapatan naik tipis, laba bersih ASII turun 5,59% menjadi Rp 9,80 triliun pada semester pertama tahun ini. Penurunan laba terjadi di hampir seluruh segmen bisnis ASII, seperti otomotif, alat berat, dan agribisnis. Sedangkan kenaikan laba di segmen keuangan dan infrastruktur belum mampu menutup penurunan tiga sektor lainnya.
Nafan mengatakan, penurunan penjualan ASII terkait faktor pemilu sehingga konsumen dan investor cenderung wait and see. Belum lagi daya beli yang berpengaruh pada penjualan kendaraan.
“Kuartal ketiga dan keempat kemungkinan sudah membaik karena dengan pressure yang sudah mereda bisa meningkatkan kemampuan daya beli. Biasanya jika sudah ada sentimennya, pelaku pasar asing juga akan masuk,” kata Nafan, Kamis (29/8).
Baca Juga: Karena Aturan Ganjil Genap, Bisnis Mobil Bekas Semarak Kembali
Wawan melihat, dari 10 emiten aneka industri dengan kapitalisasi terbesar, hanya perusahaan tekstil yang berhasil mencatatkan return positif sejak awal tahun.
“Sebetulnya, kalau lihat top 10 perusahaaan aneka industri yaitu ASII, SMSM, SRIL, AUTO, GMFI, MASA, IMAS, PBRX, BRAM, dan TFCO, berdasarkan kapitalisasi hanya yang tekstil positif return-nya. PBRX tekstil, BRAM tekstil juga tapi khusus komponen otomotif, TFCO juga tekstil, tetapi ada juga tekstil yang negatif yaitu SRIL,” kata Wawan.
Melihat keadaan ini, Wawan menilai penurunan suku bunga diharapkan dapat menjadi katalis positif yang dapat mendongkrak kinerja di sektor aneka industri. Wawan memprediksi, dampak terhadap penurunan suku bunga dapat terlihat di laporan keuangan ketiga.
Baca Juga: Industri tekstil lokal lesu, PHK masal mengancam karyawan
Menurut Nafan, diperlukan kebijakan yang proaktif guna mendongkrak kinerja di sektor ini. Seperti contohnya kebijakan pemerintah dalam rangka mendongkrak kinerja pertumnbuhan ekonomi yang dipengaruhi oleh kinerja pertumbuhan konsumsi dan finance ataupun kebijakan pemerintah terkait penambahan ruas tol.
Meskipun belum menunjukkan performa yang gemilang, beberapa saham di sektor aneka industri masih layak untuk diakumulasi oleh investor. Nafan merekomendasikan ASII dengan target harga Rp 8.000, AUTO dengan target harg Rp 1.830.
Wawan juga masih merekomendasikan saham ASII untuk diakumulasikan dengan pertimbangan valuasi yang sedang murah sehingga cocok bagi investor yang hendak berinvestasi dalam jangka panjang. Selain itu, katalis penurunan suku bunga juga bisa menunjukkan kinerja positif ke bisnis penjualan otomotif dan bisnis perbankan lewat Bank Permata (BNLI).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News