kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.380.000   40.000   1,71%
  • USD/IDR 16.676   -36,00   -0,22%
  • IDX 8.522   -48,37   -0,56%
  • KOMPAS100 1.180   -7,88   -0,66%
  • LQ45 857   -6,19   -0,72%
  • ISSI 299   -0,47   -0,16%
  • IDX30 443   -3,74   -0,84%
  • IDXHIDIV20 513   -5,47   -1,05%
  • IDX80 133   -0,97   -0,73%
  • IDXV30 136   -0,47   -0,35%
  • IDXQ30 142   -1,30   -0,91%

BOJ dovish, pasar SUN cerah


Minggu, 31 Juli 2016 / 21:29 WIB
BOJ dovish, pasar SUN cerah


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Sikap kebijakan moneter Bank Sentral Jepang alias Bank of Japan (BOJ) yang tetap dovish akan berimbas positif bagi pasar Surat Utang Negara (SUN).

Mengacu Bloomberg, Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda pada pertemuan 28 Juli 2016 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level minus 0,1%. Memang ini di luar ekspektasi pasar yang berspekulasi bahwa BOJ akan kembali memangkas suku bunga menjadi minus 0,2%.

Namun, sikap pelonggaran kebijakan moneter BOJ terus berlanjut. Negeri Sakura memutuskan untuk membeli exchange traded funds (ETF) senilai US$ 26 miliar per tahun. Hal ini ditujukan untuk menggenjot kepercayaan pasar pasca volatilitas akibat Brexit serta perlambatan ekonomi di pasar negara berkembang.

Fasilitas pinjaman dollar juga kian diperbesar. Kuroda menyatakan bahwa pelonggaran kebijakan moneter akan terus berlanjut apabila dibutuhkan.

Sikap dovish BOJ pun berimbas positif bagi pasar SUN. Mengacu Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) per Jumat (29/7), indeks komposit obligasi domestik (Indonesia Composite Bond Index) terangkat 0,3% dibandingkan hari sebelumnya ke level 212,66. Year to date, indeks sudah melaju 16,03%.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra optimistis, langkah BOJ yang melanjutkan stimulus akan menambah daya tarik pasar obligasi Indonesia. Investor asing bakal kian gencar berburu Surat Berharga Nrgara (SBN) di waktu mendatang.

Mengacu data SUN dwi mingguan DJPPR per 26 Juli 2016, kepemilikan asing di SBN domestik yang dapat diperdagangkan mencapai Rp 661,05 triliun atau 39,64% dari total outstanding Rp 1.667,82 triliun. Made menduga, hingga akhir tahun 2016, porsi asing akan menggemuk menjadi 40% - 42%.

Sebab, sepertiga dari obligasi negara di dunia memberikan imbal hasil negatif, termasuk Jepang. Aksi dovish ini kian menambah daftar kebijakan bank-bank sentral di dunia yang menggelontorkan stimulus guna mendongkrak ekonomi.

Mulai dari Inggris, Eropa, hingga China. Hanya Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atawa The Fed yang masih memiliki rencana kenaikan suku bunga acuan pada tahun 2016.

"Investor asing akan semakin tertarik masuk ke SUN. Imbal hasil obligasi Indonesia yang lebih tinggi akan menarik bagi mereka," jelasnya.

Anil Kumar, Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management mengungkapkan, pelaku pasar di dunia memang tengah berburu imbal hasil yang menarik. Maklum, tren penurunan suku bunga dan stimulus di dunia memicu investor untuk memindahkan investasinya dari negara-negara maju ke negara berkembang yang berpotensi tumbuh.

"Seluruh dunia lagi yield hunting sejak awal tahun 2016. Terutama ke negara Brazil, lalu Indonesia yang imbal hasilnya tinggi," imbuhnya.

Mengutip Asian Bonds Online per 29 Juli 2016, imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun mencapai 6,96%. Angka tersebut mengungguli imbal hasil obligasi bertenor sama pemerintah China 2,81%, Jepang minus 0,27%, Amerika Serikat (AS) 1,5%, serta Thailand 2,06%.

"Kebijakan BOJ ini ibaratnya baru peluru pertama. Kalau peluru lain dikeluarkan, investor dunia akan terus pindah ke emerging market, seperti Indonesia," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×