CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

BNBR Kesulitan Selesaikan Penjualan Saham BUMI


Kamis, 30 Oktober 2008 / 07:26 WIB
BNBR Kesulitan Selesaikan Penjualan Saham BUMI


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Teka-teki terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai kapan penghentian sementara atau suspend perdagangan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dicabut masih belum bisa terjawab. Pasalnya, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) masih belum bisa merampungkan proses penjualan 35% saham permata bisnisnya itu. Sedangkan otoritas bursa enggan menyebutkan tenggat waktu penyelesaian transaksi.

Kemarin, manajemen Bakrie & Brothers mengaku belum bisa memenuhi janjinya pada 18 Oktober 2008, yaitu menyelesaikan proses penjualan saham Bumi dalam jangka waktu 10 hari atau hingga 28 Oktober 2008. R. A. Sri Dharmayanti, Sekretaris Perusahaan BNBR, mengatakan proses negosiasi penjualan saham Bumi masih terus berlangsung. Alasannya, ada banyak calon pembeli yang berminat atas perusahaan batubara terbesar di Indonesia tersebut.

Bahkan, dalam beberapa hari terakhir ini calon pembelinya bertambah dari kawasan Timur Tengah dan China. "Calon pembelinya terdiri dari perusahaan swasta dan perusahaan milik pemerintah asal Australia, India, Malaysia, Filipina, dan Indonesia," kata Sri dalam surat keterbukaan informasi BNBR kepada BEI, kemarin.

Proses negosiasi tidak hanya meliputi harga, struktur transaksi, dan suplai batubara pasca transaksi, tapi juga soal beberapa aspek terkait karakteristik masing-masing calon pembeli. BNBR kembali mengulang salah satu syarat kesepakatan dengan para calon pembeli: selama negosiasi berlangsung suspend saham Bumi belum bisa dicabut.

Direktur BEI Erry Firmansyah enggan menanggapi permintaan agar suspend saham Bumi yang sudah berlangsung lebih dari tiga pekan itu tetap dipertahankan. Yang jelas, BEI dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) telah bersepakat menetapkan batas waktu untuk penyelesaian transaksi tersebut. "Kami sudah mengungkapkan hal itu pada mereka (BNBR)," imbuhnya. Dia tidak bersedia menyebutkan tenggat waktu itu dan langkah yang diambil bila BNBR tidak bisa memenuhinya.

Pengamat Pasar Modal Finan Corpindo Nusa Edwin Sinaga setuju dengan langkah itu. Bila BNBR tidak bisa memenuhi tenggat waktu tersebut, sebaiknya Bapepam-LK jadi mediator dan turut bergabung dalam negosiasi tersebut. "Kalau masih deadlock juga, Bapepam LK bisa menjadi penentu," imbuhnya.

Catatan saja, BNBR sedang berupaya melunasi utang jangka pendek senilai US$ 1,2 miliar. Selain mencari pinjaman baru dibantu oleh Credit Suisse, cara yang ditempuh adalah menjual saham Bumi. Konsorsium PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Timah Tbk (TINS) serta Texas Pacific Group sudah menyatakan minatnya. Raksasa produsen makanan dan minuman asal Filipina, San Miguel Corporation, juga secara terbuka mengaku sedang dalam proses negosiasi. Kabarnya, Konsorsium Putera Sampoerna-Artha Graha, Xstrata Plc., dan Tata Group juga berminat membeli Bumi.

Mengancam industri reksadana

Grup Bakrie tak hanya sedang dililit utang. Raksasa bisnis ini juga terbelit transaksi repurchase agreement (repo) saham anak-anak perusahaannya ke banyak broker. Kabarnya, nilainya mencapai sekitar Rp 4 triliun. Dalam sebuah pertemuan pekan lalu, para broker menagih Grup Bakrie membeli kembali saham repo itu.

Maklum, mereka juga sedang kesulitan likuiditas. Jika tak membayar, para broker itu bisa bangkrut. Menurut Edwin, bila suspend saham BUMI dicabut sebelum transaksi rampung, hal itu  bisa menghancurkan banyak pihak. "Bukan hanya anggota bursa, tapi juga industri lain termasuk reksadana campuran dan saham," ujarnya.

Dia mengakui, Finan Corpindo juga melakukan transaksi repo saham BUMI, meski sedikit. Namun, bila suspend berlarut-larut akan merugikan berbagai pihak termasuk para investor. "Jadi, otoritas bursa harus buat batasan waktu yang jelas," kata Edwin lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×